Kirim Pesan Waspada Banjir Melalui SMS

Andri - Senin, 19 Juni 2023 09:00 WIB
Alat pendeteksi banjir karya mahasiswa yang menjalani KKN di Desa Kendalpecabean, Sidoarjo.

SIDOARJO I halojatim.com – Banjir menjadi salah satu momok bagi warga Kendalpecabean, Candi, Sidoarjo. Hampir setiap musim hujan, desa tersebut dihantam banjir karena meluapnya sungai di kawasan itu.

Tapi, mulai 2023 ini, keresahan warga mulai berkurang. Sekelompok mahasiswa dari Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya mengembangkan alat pendeteksi banjir.

‘’Awalnya, kami membuat alat penerangan dari telepon genggam. Tapi oleh pihak kampus ditolak karena kurang bermanfaat bagi masyarakat,’’ kata Adhitiya Dwi yang menempuh kuliah di Teknik Elektro. Dia membuat alat itu bersama dengan Ahmad Baihaqi (Teknik Elektro), Dani Agus Setiawan (Teknik Elektro), Wildan Novitaria Putri Rahayu (Teknik Arsitektur), Juan Fajar Virya Dista (Teknik Arsitektur), Mabaul Figi (Teknik Informatika), dan Larasati Rahma Trifiyanti (Ilmu Komunikasi).

Alat pendeteksi banjir itu, ungkap Adhitiya, dibuat dari sebuah sensor ultrasonik yang mampu mendeteksi ketinggian air sungai dengan memancarkan sebuah gelombang ultrasonik. Keluaran dari ketinggian air sungai yang dideteksi tersebut, jelas Aditya, selanjutnya diolah datanya oleh sebuah mikrokontroller.

Data yang sudah diolah tersebut dikirimkan notifikasinya melalui pesan elektronik (SMS layanan pesan singkat) kepada warga desa atau perangkat desa sebagai deteksi dini terhadap banjir. Sehingga alat tersebut mampu meminimalisir dampak kerugian yang diakibatkan oleh banjir.


Pengiriman melalui SMS itu dikarenakan di Desa Kendakpecabean belum terjangkau sinyal internet secara menyeluruh. Selain itu alat pendeteksi banjir yang dibuat juga bisa berdiri sendiri tanpa membutuhkan konsumsi daya listrik dari luar.

‘’Daya listrik yang mensuplai peralatan pendeteksi banjir diproduksi sendiri melalui sebuah solar cell yang mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik yang disimpan dalam 4 buah baterai. Sehingga alat pendeteksi banjir ini hemat energi dan ramah lingkungan karena memanfaatkan energi terbarukan dari energi sinar matahari,’’ lanjut Aditya.

Di desa tersebut ada 35 mahasiswa yang terbagi menjadi 5 kelompok . Dengan tiap kelompok terdiri tujuh orang dengan topik kegiatan berbeda-beda.

Untag sendiri di tahun ini memberangkatkan 350 mahasiswa nonreguler menjalani KKN di wilayah Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo. (*)

Editor: Andri
Tags SidoarjoinovasiBagikan

RELATED NEWS