Kapten Garuda II Bawa Gresik Selection Juara

Andri - Senin, 11 November 2024 17:30 WIB
Manajer Gresik Selection Yohanes Gatusso (kanan) bersama Nus Yadera, mantan bintang Gelora Dewata Bali, dengan trofi juara Watugolong Cup U50 2024.

SIDOARJO I halojatim.com- Gresik Selection berjaya di Watugolong Cup U50. Dalam pertandingan final, tim yang dimanajeri Yohanes Gatusso tersebut memang adu penalti 6-5 (1-0, 1-1) atas Pardiditek Sidoarjo di Lapangan Desa Watugolong, Krian, Sidoarjo, Minggu sore (10/11/2024).

"Pertandingan yang cukup berat di final. Puji syukur kami bisa juara karena dinaungi keberuntungan," kata Yohanes.

Sebenarnya, Gresik Selection sempat unggul lebih dulu di babak 1. Pemainnya, Omong Muzaki, menjebol gawang lawan.

Namun, di babak kedua, kiper Gresik Selection yang pernah membela Deltras dan Persekabpas Pasuruan, Ari Kurniawan, dipaksa memungut bola dari gawangnya oleh gol Didik dari Pardiditex.

"Pada babak kedua, stamina pemain kami mulai turun. Banyak yang kecapekan," ujar Yohanes.

Salah satunya adalah Jatimiko. Gelandang Persebaya Surabaya saat juara Liga Indonesia 1996/1997 itu tak seperti biasanya.

"Jatmiko baru datang dari Tulungagung. Tapi saya menganggap semua pemain sudah bermain maksimal dan bagus buat Gresik Selection," ucap Yohanes.

Kemenangan di drama adu penalti di babak final ini membuat Khusairi dkk mengulangi sukses di semifinal. Tiket ke final ketika itu diraih setelah Gresik Selection juga menang adu penalti atas Buduran FC dengan skor 5-4.

Materi Gresik Selection memang paling menyolok dibanding tim lain. Separo lebih pemainnya semasa mudanya pernah berlaga di kompetisi PSSI. Seperti Ari Kurniawan, Khusairi (mantan kapten Garuda 2 dan Petrokimia Putra Gresik), Jatmiko (pernah juga di Persela Lamongan dan PSS Sleman), dan Nus Yadera (mantan Gelora Dewata).

Yohanes secara khusus memuji para andalannya tersebut. Faktor pengalaman menjadi pembeda mereka dengan rekan-rekan satu tim yang lain.

Sedang legenda Persema Malang Amin Zakaria membela Buduran FC. Meski sudah berusia 53, tapi skillnya belum luntur. Kecepatan yang membuatnya menjadi penyerang yang ditakuti di kancah sepak bola Indonesia masih terlihat. Begitu juga dengan tendangan geledeknya.

‘’Saya juga kaget dengan permainan Buduran FC. Adu penaltinya pun juga berlangsung ketat,’’ tutur Yohanes.

Ya, saat ini turnamen sepak bola usia 50 ke atas tengah marak,khususnya di Surabaya dan sekitarnya. Imbasnya, banyak bintang-bintang lapangan hijau mas lalu pun turun kembali. (*)

Editor: Andri

RELATED NEWS