JADIKAN LIMBAH SEBAGAI ASET MENGURANGI PENCEMARAN

Andri - Kamis, 21 Agustus 2025 09:50 WIB
Info grafis dari riset yang dilakukan profesor dari ITS

SURABAYA I halojatim- Upaya mengurangi akibat negatif dari limbah terus dilakukan. Salah satunya oleh Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Prof Yatim Lailun Ni’mah SSi MSi PhD.

Dia mengembangkan inovasi pengolahan limbah menjadi adsorben ramah lingkungan. Tujuannya untuk menanggulangi pencemaran akibat logam berat, pewarna sintetis, dan bahan kimia industri yang kerap mencemari perairan.

“Pendekatan waste to resource menjadi strategi penting agar limbah bisa menjadi aset untuk mengurangi pencemaran,” kata Guru Besar ke-223 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Yatim Lailun Ni’mah SSi di Surabaya.

Dosen Departemen Kimia Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) ITS tersebut menjelaskan bahwa limbah berbahaya seperti logam berat, pewarna sintetis, hingga bahan kimia industri kerap mencemari perairan dan memicu kerusakan ekosistem. Kondisi ini semakin diperparah oleh pesatnya aktivitas pertanian dan industri di Indonesia yang menghasilkan limbah organik maupun anorganik dalam jumlah besar serta belum tertangani dengan baik.

Berbagai metode pengolahan limbah, lanjut perempuan yang akrab disapa Ni’mah ini, telah banyak digunakan sebelumnya. Namun, pendekatan itu masih menghadapi kendala dari sisi biaya, infrastruktur, maupun dampak lanjutan yang dihasilkan.

Oleh karena itu, dosen kelahiran 24 Mei 1984 tersebut meyakini bahwa diperlukan solusi alternatif yang lebih murah dan ramah lingkungan untuk menjawab tantangan pengelolaan limbah. Perempuan kelahiran Jombang ini memaparkan bahwa metode adsorpsi memanfaatkan limbah pertanian seperti sekam padi, kulit manggis, dan bonggol jagung untuk diolah menjadi karbon aktif. Sementara itu, limbah padat industri seperti botol kaca dan abu terbang (fly ash) dapat disintesis menjadi silika gel.

"Kedua jenis adsorben tersebut kemudian digunakan untuk menyerap kontaminan berbahaya seperti logam berat dan zat warna sintetis," ujarnya.

Dia juga menerangkan bahwa metode adsorpsi merupakan salah satu metode pengolahan limbah yang efektif sekaligus murah.

Prinsip kerja metode ini adalah dengan penyerapan adsorbat pada permukaan adsorben. Dengan cara ini, zat beracun yang terkandung dalam air limbah dapat menempel pada adsorben sehingga air menjadi lebih bersih.

Pendekatan tersebut umumnya memanfaatkan material berpori dengan luas permukaan besar sebagai adsorben seperti karbon aktif dan silika gel, sehingga mampu menyerap molekul pencemar dalam jumlah signifikan.

Proses ini dapat berlangsung melalui interaksi fisik maupun ikatan kimia, tergantung sifat adsorben dan jenis kontaminan yang diolah sehingga fleksibel untuk berbagai kebutuhan pengolahan limbah.

“Penelitian ini sekaligus mendukung konsep ekonomi sirkular dengan memanfaatkan limbah menjadi produk bernilai guna tinggi,” tambah Kepala Program Studi Sains Analitik dan Instrumentasi Kimia ITS ini. (*)

Editor: Andri

RELATED NEWS