Inilah Titik yang Diwaspadai Selama Arus Mudik di Wilayah Jatim
Surabaya, Halojatim.com- Sejumlah titik bakal diwaspadai oleh aparat kepolisian untuk pengamanan selama arus mudik dan balik.
Sejumlah titik ini sudah dipetakan keberadaannya, dari tempat perbelanjaan hingga jalur-jalur khusus.
Kapolda Jawa Timur Irjen Toni Harmanto mengatakan sejumlah lokasi menjadi prioritas pengamanan saat pelaksanaan Operasi Ketupat Semeru yang digelar 17 April hingga 1 Mei 2023.
"Ada sejumlah lokasi prioritas aktivitas pengamanan yakni lokasi Sholat Id, kemudian 75 lokasi terminal, 102 pelabuhan, enam bandara, 87 stasiun, 507 lokasi wisata dan 718 pusat perbelanjaan," kata Kapolda di Surabaya, dilansir dari laman Antara pada Senin (17/4).
Irjen Toni menyatakan sebanyak 19.539 petugas yang diterjunkan dalam Operasi Ketupat Semeru 2023 sudah siap melakukan upaya pengamanan Lebaran.
Jenderal bintang dua itu mengungkapkan terjadi lonjakan arus mudik pada 18 April 2023 karena sudah ditetapkan awal libur Lebaran pada 19 April 2023.
Untuk itu, ia mengimbau kepada pemudik yang akan menggunakan kendaraan pribadi agar dapat memperhatikan kondisi kelaikan kendaraan dan kondisi kesehatan pengendara.
"Kemudian di ingatkan kalo lelah. Jadi lebih baik beristirahat di tempat-tempat yang telah di siapkan, jangan kemudian mengejar waktu untuk bisa sampai di tempat tujuan tapi justru dengan kondisi yang tidak memungkinkan," pesan dia. ***
Sementara itu, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan belasan ribu personel yang diterjunkan harus melakukan upaya-upaya preventif dalam melakukan pengamanan, sehingga masyarakat dapat melaksakan mudik dan balik dengan aman dan bahagia.
Momen lebaran kali ini, kata Khofifah, benar-benar harus diwaspadai oleh petugas. Pasalnya, dari data Kementerian Perhubungan Republik Indonesia ada kemungkinan peningkatan pergerakan masyarakat dibanding pada lebaran 2022.
"Berkaitan dengan hal tersebut Presiden Joko Widodo telah menekankan, hati-hati tahun ini ada lompatan besar masyarakat mudik dari 85,5 juta orang ke 123,8 juta orang. Artinya ada kenaikan kurang lebih 44,8 persen ini harus dihitung dan dikalkulasi dengan baik," kata dia.