Indonesia Impor Perkakas Mesin Rp263 M dari Israel, Ekspor Rp2,17 Triliun
JAKARTA, Halojatim.com— Meski tidak menjalin hubungan diplomatik, namun kedua negara Indonesa dan Israel cukup banyak melakukan kegiatan ekspor dan impor.
Barang yang diimpor Indonesia dari Israel berupa piranti mesin maupun alat medis.
Selain itu, nilai ekspor Indonesia ke Israel juga cukup nilainya.
- Halodoc PHK Karyawan, Alasan Efisiensi dan Situasi Ekonomi
- Status Ojol Tak Jelas, Serikat Pekerja Desak Diperlakukan Sebagai Karyawan
- INDONESIA TUNGGU NASIB JADI PERINGKAT III TERBAIK
- UMUMKAN LEPAS EMPAT, DATANGKAN LIMA PEMAIN DALAM SEMALAM
- PERSIK KEDIRI DATANGKAN BEK KANAN PERSEBAYA
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai impor Indonesia dari Israel mencapai US$16,97 juta atau sekitar Rp263,12 miliar (asumsi kurs Rp15.505 per dolar AS). Nominal tersebut merupakan akumulasi impor sepanjang Januari-Oktober 2023.
Angka ini turun dibanding nilai impor pada 2022 yang mencapai US$47,82 juta atau Rp741,52 miliar. Menurut laporan BPS, impor Indonesia dari Israel seluruhnya dari sektor nonmigas. Impor terbesar yakni pengadaan mesin dan perkakas mesin serta bagiannya senilai US$5,03 juta.
Kemudian, ada impor perkakas dan peralatan dari logam tidak mulia senilai US$3,86 juta. Lalu impor mesin dan perlengkapan elektronik serta bagiannya sebesar US$1,45 juta. Ada pula impor instrumen optik, fotografi, sinematografi, dan medis senilai US$1,45 juta.
Sisanya merupakan impor bahan kimia anorganik senilai US$900 ribu. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan impor Indonesia dari Israel bulan lalu tercatat sebesar US$2,53 juta atau setara Rp40,22 miliar.
Nilai impor itu naik US$ 999 ribu dibandingkan bulan sebelumnya. “Komoditas penyumbang impor terbesar adalah mesin dan pesawat mekanik yang mencapai US$734 ribu pada Oktober 2023, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya US$142 ribu," ujar Pudji dalam keterangan pers, dikutip Kamis 16 November 2023.
Sementara itu, nilai ekspor Indonesia ke Israel mencapai US$140,57 juta atau setara Rp2,17 triliun sepanjang Januari-Oktober 2023. Angka ini turun dibanding nilai ekspor tahun lalu yang mencapai US$185,18 juta atau sekitar Rp2,87 triliun.
Nilai tersebut terdiri dari ekspor lemak dan minyak hewan senilai US$39,18 juta, alas kaki senilai US$12,91 juta, dan mesin/perlengkapan elektronik dan bagiannya senilai US$10,85 juta. Ada juga ekspor serat stapel buatan US$9,62 juta, dan ampas dan sisa industri makanan US$6,51 juta.
Pudji mengatakan mengatakan porsi ekspor ke Israel periode Januari-Oktober 2023 sangat kecil terhadap total ekspor Indonesia, yakni 0,07%. Adapun pangsa impor nonmigas dari Israel ke Indonesia dari Januari sampai dengan Oktober 2023 adalah 0,0110%.
“Dapat disimpulkan kondisi politik di kedua negara tersebut tidak signifikan berpengaruh terhadap kinerja perdagangan internasional Indonesia,” ujar Pudji.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Chrisna Chanis Cara pada 16 Nov 2023