Hasil Riset, Di Usia Tua, Wanita Lebih Menderita Kehilangan Pasangan dibanding Pria
JAKARTA | halojatim.com - Wanita mungkin menghadapi kesulitan emosional yang lebih besar dalam mengatasi perceraian atau putus cinta di usia tua dibandingkan pria.
Hal ini sebagaimana disebtukan dalam penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Epidemiology & Community Health.
Studi jangka panjang ini menunjukkan bahwa penggunaan antidepresan cenderung lebih tinggi pada wanita daripada pria sebelum dan setelah perceraian, putus cinta, atau kehilangan pasangan. Meskipun kembali menjalin hubungan sedikit mengurangi penggunaan antidepresan pada keduanya, dampaknya lebih singkat pada wanita.
Dikutip TrenAsia.com dari Medical Express, dengan populasi yang semakin menua, "grey divorce" dari usia 50 tahun ke atas semakin meningkat di negara berpendapatan tinggi, bersamaan dengan peningkatan kembali menjalin hubungan.
Meskipun depresi pada usia tua umum terjadi, penelitian tentang dampak psikologis perceraian, putus cinta, atau hubungan baru terhadap penggunaan antidepresan masih terbatas. Oleh karena itu, peneliti melacak pola penggunaan antidepresan dari tahun 1996 hingga 2018 di antara 228.644 orang Finlandia berusia 50-70 tahun yang mengalami perceraian, putus cinta, atau kehilangan pasangan, serta dampak kembali menjalin hubungan.
Hasilnya menunjukkan bahwa lebih banyak pria yang menjalin kembali hubungan setelah kehilangan pasangan atau putus cinta. Tidak ada perbedaan yang jelas dalam kembali menjalin hubungan setelah perceraian antara pria dan wanita.
Baik pria maupun wanita yang pasangannya meninggal mengalami peningkatan penggunaan antidepresan sebelum dan setelah peristiwa tersebut, terutama pada wanita. Penggunaan antidepresan juga meningkat sebelum perceraian untuk kedua jenis kelamin, dengan peningkatan yang lebih tinggi pada wanita. Meskipun turun setelah satu tahun, penggunaan tetap lebih tinggi daripada sebelumnya.
Wanita yang mengalami putus cinta mengalami peningkatan signifikan dalam penggunaan antidepresan sebelum peristiwa tersebut, dan penggunaan ini tetap tinggi setelah satu tahun. Pria juga mengalami peningkatan, tetapi dalam tingkat yang lebih rendah.
Temuan ini menunjukkan bahwa kehilangan pasangan dapat membawa perubahan stres dalam kehidupan (seperti penurunan pendapatan atau kehilangan dukungan sosial) yang berlangsung atau meningkat seiring waktu.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 10 Feb 2024