Gandeng PJB Buat PLTS Terapung di Bendungan Sutami, PJT 1 Cari Investor
SURABAYA | halojatim.com - Perum Jasa Tirta (PJT) I bekerjasama dengan PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), PJT I akan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di Bendungan Sutami, Kabupaten Malang.
Dipilihnya Bendungan Sutami karena sudah melalui berbagai studi kelayakan baik secara ekonomi dan energi baru terbarukan.
Untuk bisa membangun proyek impian ini, PJT 1 membutuhkan dana Rp 1,3 triliun hingga Rp 1,6 triliun.
Direktur Utama (Dirut) PJT I, Raymond Valiant Ruritan mengatakan pihaknya sudah bertemu dengan PT PJB. Dan sudah menyepakati akan bekerjasama merealisasikan mega proyek itu.
"Tinggal nunggu penugasan dari PT PLN selaku induk dari PJB. Kami prediksi September ini sudah oke semua. Pada 2023 sudah mulai konstruksi dan 2024 sudah bisa dioperasikan," jelas Raymond.
Baca Juga :
- https://halojatim.com/read/tampilkan-reog-di-bandara-juanda-1-1
- https://halojatim.com/read/pt-pal-kerja-sama-dengan-al-prancis-1
- https://halojatim.com/read/terima-penghargaan-sistem-merit-dengan-predikat-sangat-baik
Investasi yang sangat besar kata Raymond, dengan menggandeng investor dari luar negeri yang ingin menanamkan uangnya di Indonesia. "Sudah banyak yang tertarik. Dari Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan banyak lainnya. Kita nyari investor karena tidak bisa membiayai seluruhnya. PJT I paling bisa 10 hingga 15 persen dari total investasi," jelas Raymond.
Dari proyek itu nantinya diharapkan bisa menghasilkan listrik sebesar 100 megawatt di siang hari. "100 MW itu baru 5 persen dari total potensi. Tapi kan tidak boleh lebih dari itu karena aturannya. Kemungkinan nantinya bisa jadi 10 persen," tukas Raymond.
Dan Raymond berharap proyek ini juga bisa menjadi yang pertama dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada. "PLTS yang di atas waduk belum pernah ada di Indonesia. Dan PJT I berkomitmen mewujudkannya. Tidak hanya di Sutami tapi juga di Wonogiri yang bekerjasama dengan Indonesia Power," jelasnya.
Proyek ini diharapkan bisa menjadi sebuah alternatif sumber energi baru terbarukan (EBT) demi menghindari ketergantungan pada energi fosil. Serta mewujudkan target pemerintah yaitu 25 persen EBT di 2050.