EKSPEDISI JALUR REMPAH DENGAN KRI DEWARUCI

Andri - Kamis, 02 Juni 2022 07:50 WIB
KRI Dewaruci yang dipakai untuk Ekspedisi Rempah 2022 selama sebulan

SURABAYA I halojatim.com - KRI Dewaruci berkelana kembali. Kapal latih tersebut dipakai pelayaran muhibah budaya Jalur Rempah Nusantara dari dari Dermaga Madura, Komando Armada (Koarmada II) Surabaya. Dengan menyusuri titik-titik jalur rempah Nusantara, yaitu dari Surabaya menuju Makassar, Sulawesi Selatan. Kemudian, dilanjutkan ke Baubau menuju Buton, Sulawesi Tenggara lalu ke Ternate dan Tidore, Maluku Utara yang selanjutnya menuju ke Banda Neira, Maluku, hingga berakhir di Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan akan kembali lagi ke Surabaya pada tanggal 2 Juli 2022.

"Anak-anak muda dari seluruh penjuru Indonesia bergabung melakukan perjalanan jalur rempah Nusantara. Itu adalah simbol kebhinekaan Pancasila yang menjadi sumber kekuatan dari bangsa kita," kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.

Ia mengatakan, pendidikan akademik harus diimbangi dengan pendidikan karakter, dan melalui kegiatan ini generasi muda didorong mengenal narasi sejarah peradaban rempah, yang telah melahirkan keragaman budaya bangsa Indonesia. Kata dia, jalur rempah Nusantara berperan penting dalam mendorong kemajuan peradaban global, dan lebih dari seribu tahun yang lalu jauh sebelum bangsa Eropa datang menjajah, para pelaut, pedagang dan cendekia dari berbagai belahan dunia telah berinteraksi dan melahirkan keragaman budaya yang kini menjadi inti kekuatan bangsa Indonesia.

Sementara itu, di tiap kota yang disinggahi peserta muhibah budaya jalur rempah akan semakin bertambah, yaitu dari kalangan muda-mudi di sekitar daerah pelabuhan setempat. Kegiatan ini, digelar Kemendikbudristek bekerja sama dengan TNI, serta merupakan salah satu upaya diplomasi budaya yang diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Dijadwalkan pada tahun 2024, Kemendikbudristek akan mendaftarkan jalur rempah Nusantara sebagai warisan budaya dunia. Agar diakui oleh organisasi pendidikan, keilmuan dan kebudayaan, serta UNESCO.

Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud), Hilmar Farid mengatakan, kegiatan ini bukan hanya untuk mengenang masa lalu, tetapi memiliki arti penting di masa sekarang. Masyarakat Indonesia, lanjut Hilmar, sudah ribuan tahun mengarungi lautan di Nusantara yang menghubungkan titik-titik di seluruh Nusantara dan menjadikan sebuah wilayah. Kegiatan ini diharapkan dapat mempertemukan kembali hubungan dan sejarah antarbudaya di masa lalu dengan budaya masa kini.

"Jalur Rempah bukan hanya perdagangan rempah semata, tetapi juga terjadi pertukaran budaya. Kami berharap kegiatan menghidupkan kembali pertukaran dan pergaulan budaya seperti yang terjadi ribuan tahun lalu melalui jalur rempah," katanya. (*)

RELATED NEWS