SURABAYA | halojatim.com -&nbsp; Seperti negara-negara berkembang pada umumnya, timbunan sampah di Indonesia masih didominasi oleh sampah organik.&nbsp; 0Agar potensi sampah tersebut tak terbuang sia-sia, tiga mahasiswa dari Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang waste house sebagai sarana pengolahan kompos terintegrasi.&nbsp; Hal ini berawal dari keprihatinan akan tumpukan sampah yang ada di di Pasar Ngemplak, Tulungagung.&nbsp;Baca Juga&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://halojatim.com/read/pjb-go-international-akan-kelola-pembangkit-di-laos">https://halojatim.com/read/pjb-go-international-akan-kelola-pembangkit-di-laos</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://halojatim.com/read/perkuat-strategi-kolaborasi-kmb-optimalkan-bisnis-media-daerah-di-indonesia">https://halojatim.com/read/perkuat-strategi-kolaborasi-kmb-optimalkan-bisnis-media-daerah-di-indonesia</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://halojatim.com/read/18-komunitas-di-surabaya-tuntas-salurkan-ratusan-paket-kurban-pakai-besek">https://halojatim.com/read/18-komunitas-di-surabaya-tuntas-salurkan-ratusan-paket-kurban-pakai-besek</a></li></ul>Akhirnya tim yang terdiri dari Mochammad Ashar Khanafi, Cahyo Maulana Asrofi dan Muhammad Faisal Sadiqi tersebut mengonsep waste house yang mampu mengurangi volume limbah pasar sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.&nbsp; Lebih lanjut, ketua tim yang akrab disapa Ashar tersebut menjelaskan bahwa waste house adalah sebuah bangunan untuk mengumpulkan sampah yang dilengkapi dengan pengolahan kompos.&nbsp; Diurutkan olehnya, proses pengolahan dimulai dari pemilahan limbah yang dihasilkan dari aktivitas di Pasar Ngemplak. “Setelahnya, baru dilakukan pencacahan, pengeringan, dan masuk ke wadah pengomposan,” bebernya.&nbsp; Selain pengomposan secara terpusat di waste house, Ashar mencetuskan bahwa terdapat sistem waralaba, yaitu pengolahan kompos secara kolektif oleh masyarakat sekitar Pasar Ngemplak.&nbsp; “Maksudnya, masyarakat dapat memproduksi kompos secara mandiri di rumah dengan sumber sampah yang disediakan oleh waste house,” terangnya.&nbsp; Menurut Ashar, waste house juga menjadi sarana pendukung sistem ekonomi sirkular. Ia mengungkapkan, kompos yang dihasilkan nantinya akan dijual kepada petani dan pemilik perkebunan.&nbsp; Dengan begitu, diharapkan komoditas mutu pangan yang dihasilkan bisa meningkat dan memasok kembali persediaan penjualan di pasar.&nbsp; Ashar menuturkan, konsep waste house bisa diterapkan di mana saja dengan menyesuaikan karakteristik daerah masing-masing. Ia berharap, konsep ini bisa direalisasikan dalam waktu dekat, khususnya oleh pemerintah daerah.&nbsp; “Semoga konsep ini bisa meningkatkan ekonomi masyarakat dan juga komoditas perkebunan,” pungkasnya.&nbsp; &nbsp;

Ilustrasi ruang pengomposan yang terdapat di Waste House rancangan tim mahasiswa ITS. 

Its sampah.jpeg

SURABAYA | halojatim.com -  Seperti negara-negara berkembang pada umumnya, timbunan sampah di Indonesia masih didominasi oleh sampah organik. 

Dorong Ekonomi Sirkular, ITS Tawarkan Waralaba Pengolahan Kompos