DINKES SURABAYA BIKIN SURAT EDARAN WASPADA DEMAM BERDARAH

Andri - Senin, 16 Januari 2023 22:25 WIB
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina

SURABAYA I halojatim.com -Musim hujan telah tiba. Potensi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) bakal muncul.

Pemkot Surabaya mengeluarkan surat edaran kepada Lurah dan Camat untuk diteruskan kepada masyarakar agar waspada. ."Ini dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (P2P-DBD) di Kota Surabaya, maka kami sampaikan untuk meningkatkan kewaspadaan akan potensi peningkatan kasus DBD yang biasanya terjadi di musim hujan," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina.

Itu, kata dia, mengingat adanya kenaikan kasus pada tahun 2022 dibanding 2021, serta masih adanya wilayah dengan capaian Angka Bebas Jentik (ABJ) riil kurang dari 95 persen. Dinkes Surabaya juga meminta Lurah dan Camat menggerakkan masyarakat/ anggota di masing-masing wilayah kerja agar lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD dengan melakukan beberapa hal.

Pertama, melakukan optimalisasi peran Kader Surabaya Hebat (KSH) sebagai Koordinator Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yakni dengan memastikan tidak ada jentik pada tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Sp di masing-masing wilayah kerja. Kedua, memastikan peran serta masyarakat pada pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan menunjuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dalam Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (61R1J) dan memastikan rumah tinggalnya tidak ditemukan jentik.

Nanik mengimbau, kepada masyarakat untuk memberantas vektor penular penyakit DBD dengan melaksanakan gerakan PSN DBD secara rutin melalui kegiatan 3M PLUS yakni menguras dan menyikat bersih bak mandi/kolam air minimal satu minggu sekali.

"Kemudian, menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, tandon, drum dan lain-lain. Dan terakhir adalah memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air," kata dia.

Selain itu, dalam Surat Edaran ini, Dinkes Surabaya juga mengimbau masyarakat agar melakukan sejumlah hal lain untuk mencegah datangnya penyakit DBD. Di antaranya mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat lainnya yang sejenis setiap satu minggu sekali. Juga, memperbaiki saluran air dan talang yang buntu atau tidak lancar.

"Selanjutnya, menutup lubang-lubang pada potongan bambu atau pohon, dan lain-lain dengan tanah dan sebagainya. Serta, menaburkan bubuk pembunuh jentik larvasida, seperti di tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air," kata dia.
Nanik juga mengatakan sejumlah gejala kasus penyakit DBD. Antara lain, demam tinggi tanpa sebab mulai dari 2 hingga 7 hari. Muncul ruam atau bintik merah pada kulit serta nyeri pada otot dan sendi. Mengalami pusing, mual, muntah, nafsu makan menurun dan nyeri pada ulu hati serta mimisan atau pendarahan ringan pada gusi.

"Sedangkan untuk hasil laboratorium, Trombosit 100.000/mm3, Hematokrit meningkat 20 persen, pemeriksaan serologis positif (IgG, IgM, NS1)," kata dia. (*).

Editor: Andri

RELATED NEWS