DESA WISATA JATIM TERUS BERTAMBAH

Andri - Kamis, 03 November 2022 15:20 WIB
Salah satu desa wisata di Jawa Timur

SURABAYA I halojatim.com - Desa wisata di Jatim cukup banyak. Bahkan bisa dikatakan terbanyak di Indonesia.

"Kami berharap dengan bertambahnya desa devisa di Jatim bisa meningkatkan kinerja ekspor, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa. Dia menyebut desa devisa di provinsi yang dipimpinnya terbanyak se-Indonesia.

Sehari sebelumnya Mantan Menteri Sosial itu bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) meresmikan enam desa devisa baru di Jatim meliputi Desa Parengan yang memproduksi tenun ikat di Kabupaten Lamongan, Desa Punjung (Olahan Jahe) di Kabupaten Pacitan, Desa Minggirsari (Kendang Jimbe) di Kabupaten Blitar, Desa Ngubalan (Kerajinan Akar Jati) di Kabupaten Ngawi. Selain itu dua desa di Kabupaten Tuban, yang masing-masing memproduksi batik di Desa Margorejo dan Tenun Gedog di Desa Kedungrejo.

Sebelum penambahan enam desa devisa tersebut, telah ada pendampingan LPEI pada 22 desa devisa di Jatim. Khofifah mengaku optimistis akan mampu meningkatkan kinerja ekspor di Jatim, utamanya dari pengusaha yang berbasis UMKM, yang dampaknya meningkatkan kesejahteraan para perajin.

"Tujuan utama desa devisa adalah untuk mengeskalasi pasar produk lokal untuk bisa ekspor," kata Khofifah.

Untuk itu, kata dia, di setiap desa devisa disediakan mentor-mentor ahli yang akan mendampingi pelaku usaha agar bisa meningkatkan daya saing sehingga produknya laku di pasar ekspor. Melalui program desa devisa, Provinsi Jatim, kata Khofifah, dipetakan dan prioritaskan wilayah yang memiliki produk unggulan sejenis, atau produk komplementer.

''Dengan begitu dapat saling memperkuat dan menguatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Khofifah.

Ke depan, Khofifah berharap kuota desa devisa di Jatim dari LPEI semakin ditambah, karena secara tidak langsung merupakan jembatan produk lokal untuk menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Jatim, bahkan nasional. (*)

Editor: Andri

RELATED NEWS