Chat GPT Mulai Lesu, Pengguna Mulai Turun, Threads Naik Daun

ifta - Kamis, 13 Juli 2023 07:49 WIB
Sam Altman, Founder Open AI dan Penemu ChatGPT

Halojatim.com- Popularitas ChatGPT secara internasional mulai turun dalam sebulan terakhir ini.

Jumlah pengguna Chatbot berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelegence (AI) ini pertama kalinya menunjukkan penurunan.

Di sisi lain, aplikasi yang paling naik daun mengalahkan Chat GBT adalah Threads.

Menurut data similarweb, lalu lintas situs baik web maupun seluler pada Juni turun hampir 10% dibanding sebelumnya. Penurunan ini merupakan yang pertama kali sejak aplikasi berbasis AI itu banyak dipebincangkan pada November tahun lalu.

Perlu dicatat, penurunan jumlah pengguna ChatGPT menjadi hal penting yang menghkhawatirkan bagi OpenAI lantaran perusahaan menghabiskan banyak uang untuk mengoperasikan chatbot buatannya.

Sebagaimana dilaporkan dari penelitian SemiAnalysis, OpenAI harus merogoh kocek kisaran US$694 ribu atau kisaran Rp10,3 miliar (asumsi kurs Rp15.200 per dolar AS) untuk mengoperasikan ChatGPT.

The Washington Post pada Rabu, 12 Juli 2023 menulis, penurunan menandakan popularitas chatbots tersebut telah mencapai puncaknya.

Sebelumnya, ChatGPT pernah dipuji sebagai aplikasi dengan pertumbuhan tercepat awal tahun ini. Dalam dua bulan, aplikasi ini berhasil menggaet 100 juta pengguna baru.

Sayangnya, rekor ini pada akhirnya direbut oleh Threads milik Meta. Pada Senin, 10 Juli 2023, aplikasi yang disebut pembunuh Twitter ini berhasil menggaet pengguna dengan jumlah serupa hanya dalam waktu 5 hari.

Sebab Ditinggalkan

Belum diketahui penyebab ChatGPT ditinggal penggunanya. Namun laman WaPo mengatakan hal itu ada hubungannya dengan liburan sekolah.

Menurut penelusuran TrenAsia.com dari laman jogjaaja, sejak jadi pembicaraan, ChatGPT menjadi andalan para siswa untuk menyelesaikan tugasnya. Biasanya, para pelajar menggunakan aplikasi tersebut untuk menyontek essai.

Sebelumnya, sejumlah CEO teknologi banyak memuji AI generatif. Mereka menggembar-gemborkannya sebagai teknologi baru yang revolusioner. Bahkan, teknologi ini digadangakan memperbaiki daftar masalah masyarakat sekaligus menghasilkan uang bagi pengusaha.

Ekspektasi tinggi

Meski diberi ekspektasi tinggi, bukan berarti ChatGPT adalah teknologi yang sempurna. Ada kekurangan yang menghambat aplikasi ini tak dapat memenuhi ekspektasi tinggi dari penggiat teknologi.

Lebih rinci, fakta yang diaungkapkan chatbot berbasis AI ini banyak dikatakan sebagai fakta semu. Beberapa kali, Chatbot diketahui mengarang fakta dengan cara yang sangat meyakinkan sehingga berpotensi membuka jalan bagi lebih banyak disinformasi. ***

Tags ThreadsBagikan

RELATED NEWS