Butuh Guyuran Dana Rp20 Triliun untuk Bangun LRT di Bandung yang Terintegrasi dengan Kereta Cepat
JAKARTA, Halojatim.com - Anggaran Rp20 triliun dibutuhkan untuk mewujudkan proyek pembangunan dua ruas jalur kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) Bandung.
Hingga saat ini semua dokumen kelengkapan untuk dua ruas tersebut masih dalam tahap pengurusan.
Dua rute LRT tersebut yakni Leuwipanjang-Tegalluar dan Leuwipanjang-Dago (utara-selatan).
Kedepannya, moda transportasi LRT di Bandung ini diproyeksikan terintegrasi dengan layanan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh.
- Saldo Tabungan UMi BRI Sebesar Rp1,5 Triliun
- Harga Sewa Mall Tahun Ini akan Naik
- China Hack Fitur AirDrop Apple, Ini Alasan
Pelaksana harian (Plh) Sekda Provinsi Jawa Barat Mohammad Taufiq Budi Santoso mengatakan rencana pembangunan dua ruas LRT tersebut masih berproses.
Progres ini termasuk penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah pusat melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu), terkait modal pembangunan.
"Kita mengatur waktu penandatanganan kesepakatan induk dengan Kementerian Keuangan. Prioritas Utara-Selatan, kemudian nanti Leuwipanjang-Tegalluar, kebutuhan Rp20 triliun untuk dua ruas itu," kata Taufiq, dikutip dari Antara, Rabu, 10 Januari 2024.
Ke depan, Taufiq mengatakan, moda transportasi LRT di Bandung ini diproyeksikan terintegrasi dengan layanan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh.
Dengan demikian, pembangunan LRT akan melibatkan banyak pihak, salah satunya adalah swasta, melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) agar bisa mengakselerasi pembangunan.
"Dana dibantu APBN melalui Kemenkeu. Ada beberapa dokumen yang harus disiapkan. LRT ingin kita campur (sumber pendanaan) dengan KPBU," ucapnya.
LRT yang menjadi moda pengumpan (feeder) bagi KCJB Whoosh dan transportasi massal di Kota Bandung ini, ditargetkan mulai dibangun paling lambat tahun 2027.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Laila Ramdhini pada 10 Jan 2024