Body Composition, Alat Canggih Radiologi untuk Deteksi Dini Berbagai Penyakit

Asih - Selasa, 11 Februari 2020 21:45 WIB
Pakar dari Departement of Clinical and Experimental Medicine Foggia University Italia, Giuseppe Guglielmi. undefined

Penyakit-penyakit degeneratif kini semakin banyak diderita masyarakat. Bahkan penyakit-penyakit itu sudah mulai menyerang usia-usia muda yang seharusnya belum terkena penyakit tersebut. Karena itu deteksi dini sangat penting. Terutama bagi mereka yang rentan terkena karena kondisi tubuh yang tidak normal. Misalnya karena kegemukan atau terlalu kurus.

Karena kini deteksi ini penyakit sudah mulai banyak didukung alat-alat canggih dengan teknologi mutakhir. Salah satunya body composition. Ini alat canggih bidang kedokteran radiologi yang bisa menganalisa komposisi tubuh kita. Kira-kira rentan terkena penyakit apa.

Alat ini dibawa seorang pakar dari Departement of Clinical and Experimental Medicine Foggia University Italia, Giuseppe Guglielmi. Giuseppe memperkenalkan alat-alat itu di hadapan dekan dan wakil dekan serta dosen dari Departement Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. "Saya hanya mau sharing tentang ilmu dan teknologi di FK Unair ini," kata Giuseppe.

Dikatakan Giuseppe, body composition ini bisa menganalisasi komposisi tubuh terutama tiga hal yakni tulang, lemak dan otot. Berapa persentase dari masing-masing itu ada dalam tubuh. Jika melebihi angka normal maka bisa dianalisa penyakit apa saja yang bisa ditimbulkan.

"Alat ini bisa juga mengetahui lemak di bawah kulit hingga yang di dalam perut. Mengetahui proporsi kedua lemak itu maka bisa dianalisa berisiko jantung dan kardiovaskuler," tukas Giuseppe.

Alat ini, kata Giuseppe juga bisa untuk mendeteksi kerapuhan tulang seseorang dengan mengecek tiga komponen dalam tubuh itu.

"Dari sana bisa diukur tingkat kerapuhan tulang seseorang. Karena massa otot dan tulang juga dideteksi. Kalau lemak terlalu menumpuk, otot dan tulang tidak bisa lagi menyangga maka akan timbul masalah dengan tulang salah satunya osteoporosis," tegasnya.

Karenanya para dokter terus berupaya untuk terus mendorong agar masyarakat rajin melakukan skrining sehingga penyakit bisa dideteksi dari awal. Skrining itu terutama dilakukan bagi mereka yang sudah berusia di atas 50 tahun.

Dr dr Rosy Setiyawati,SpRAD (K) selaku Ketua Departemen Radiologi FK Unair mengatakan di usia di atas 50 tahun biasanya fungsi-fungsi dalam tubuh sudah mulai mengalami penurunan.

“Bagi wanita yang memasuki masa menopause juga seperti itu. Jadinya harus dideteksi dari awal,” ungkapnya.

Memang alat seperti yang diungkapkan ahli dari Italia itu masih sangat mahal dan belum bisa di-cover BPJS Kesehatan, namun diungkapkan dr Rosy pihaknya akan berupaya supaya skrining itu bisa dilakukan.

Bagikan

RELATED NEWS