BI : Walau Tak Boleh Mudik, Lebaran Bisa Dongkrak Perekonomian
Larangan mudik pada Hari Raya Idul Fitri 142 Hijriah ini, tidak akan mengganggu permintaan masyarakat.
Karenanya Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Jawa Timur tetap optimis ekonomi akan tetap bergerak naik saat lebaran ini.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Difi A Johansyah mengaku sudah menghitung semua, bahkan terkait larangan mudik. “Jadi saya rasa tidak akan menggangu ekonomi yang kini sedang tumbuh," kata Difi, ditemui usai acara Pelatihan Wartawan dengan tema Sinergi Mendukung Bangga Wisata Jawa Timur, Sabtu (17/4/20210.
Difi juga menyebut, larangan mudik juga tidak mempengaruhi sejumlah harga kebutuhan pokok secara signifikan di Jawa Timur, sebab beberapa komoditas sudah terpantau stabil, seperti saat sebelum Ramadhan.
Sebelumnya, BI Jatim memprediksi momen Lebaran tahun 2021 akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi setempat, dengan mengalami peningkatan secara umum pada triwulan II/2021 sebesar 2-3 persen, karena tingginya daya beli masyarakat.
Difi mengatakan, secara umum grafik ekonomi Jawa Timur memang masih sulit diprediksi, sebab pertumbuhannya masih tergantung pada permintaan masyarakat dan daya beli juga masih landai belum ada pergerakan signifikan.
"Namun, kami optimistis bahwa ekonomi Jatim akan tumbuh diatas 5,3 persen, karena industri manufaktur di Jatim juga sudah mulai bergerak,”ujarnya.
Bahkan, kata Difi, komoditas beras juga akan mengalami surplus, karena sebentar lagi beberapa wilayah Jawa Timur mengalami panen.
Sementara itu, larangan mudik Lebaran 2021 tertuang dalam Surat Edaran Kepala Satgas Penanganan COVID-19 No. 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik pada Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah selama 6-17 Mei 2021.
Larangan tersebut diberlakukan untuk moda transportasi darat, laut dan udara. Pemerintah juga telah menetapkan aturan terkait larangan pengoperasian seluruh moda transportasi darat, laut, udara, dan kereta api pada 6-17 Mei 2021
BI juga memprediksi, larangan mudik itu juga tidak akan mempengaruhi penukaran uang baru walau di tahun ini BI tidak membuka jasa penukaran uang karena pandemi.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim, Imam Subarkah mengatakan, masyarakat selalu antusias untuk menukar uang baru ketika lebaran, boleh atau tidaknya mudik.
“BI sendiri memberikan kebijakan, agar tidak melakukan penukaran uang secara langsung di masyarakat,”ujarnya.
Imam Subarkah menjelaskan, BI Jatim telah mempersiapkan kebutuhan uang pecahan baru baik Ramadan dan lebaran 2021 ini. Dikatakannya, pada tahun lalu khusus untuk Surabaya saja BI menyiapkan dana Rp11,8 triliun. Sehingga di 2021 ini, dana yang disiapkan juga sama yakni Rp11,8 triliun. Sementara di Jawa Timur kebutuhan mencapai Rp 28,3 triliun.
“Lebaran tahun ini BI tidak menggelar penukaran uang kecil pecahan baru di masyarakat, sama seperti lebaran tahun lalu karena masih masa pandemi Covid-19. Tapi kami sudah menunjuk bank mitra untuk penukaran uang ini. Bahkan uang khusus Rp 75 ribu juga bisa,” jelasnya.