BI Prediksi Inflasi Tahun 2024 Turun, Ini Penjelasan Lengkapnya
JAKARTA, Halojatim.com - Optimisme kondisi ekonomi tahun depan mengarah lebih positif dibanding tahun ini.
Inflasi juga diperkirakan akan lebih terkendali dibanding periode yang sama tahun 2023.
Sejumlah inovasi yang dilakukan pemerintah daerah turut mendorong stabilitas ekonomi.
- Dikenal Surganya Kuliner, Inilah 5 Kuliner Indonesia yang Kelezatannya Diakui Dunia, Langsung Bikin Lapar
- Pengelolaan SNAP Dialihkan ke ASPI
- Inilah Fungsi Otak yang Sebenarnya
Bank Indonesia (BI) memprakirakan inflasi tahun 2024 terus terkendali sehingga tetap dalam kisaran sasaran, yang akan menurun menjadi 2,5% plus minus 1%.
"Saya apresiasi atas sinergi erat dan inovasi yang ditempuh oleh seluruh pemangku kebijakan dalam pengendalian inflasi," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi, dikutip Jumat (1/9).
Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pengendalian inflasi, termasuk dengan meningkatkan peran 46 Kantor Perwakilan Bank Indonesia di seluruh Indonesia dalam meningkatan efektivitas GNPIP, yang telah dicanangkan sejak pertengahan tahun 2022 yang lalu.
Pada Agustus 2023, inflasi tetap terjaga dalam kisaran sasaran 3,0% plus minus 1%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Agustus 2023 tercatat deflasi sebesar 0,02% secara month to month (mtm), sehingga secara tahunan mengalami inflasi 3,27% yoy.
Berdasarkan keterangan resmi BI, inflasi yang terjaga merupakan hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
"Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3,0% plus minus 1% pada sisa tahun 2023," ujarnya.
Sementara itu, inflasi inti tetap terjaga rendah. Inflasi inti pada Agustus 2023 tercatat sebesar 0,13% mtm, stabil dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,13% mtm.
Perry menjelaskan, perkembangan tersebut terutama disumbang oleh inflasi komoditas biaya akademi atau perguruan tinggi dan biaya sekolah sejalan dengan dimulainya tahun ajaran baru.
"Secara tahunan, inflasi inti Agustus 2023 tercatat sebesar 2,18% yoy, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,43% yoy," ungkapnya.
Di samping itu, inflasi kelompok volatile food menurun. Kelompok volatile food pada Agustus 2023 mengalami deflasi sebesar 0,51% mtm, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang inflasi sebesar 0,17% mtm.
"Perkembangan tersebut terutama disumbang oleh deflasi pada komoditas daging ayam ras, bawang merah, dan telur ayam ras," ujarnya.
Sementara itu, deflasi lebih lanjut tertahan oleh inflasi pada komoditas beras dan aneka cabai. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi 2,42% yoy, meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang deflasi sebesar 0,03% yoy.
Kelompok administered prices juga mencatat deflasi. Kelompok administered prices pada Agustus 2023 mengalami deflasi sebesar 0,02% mtm, menurun dari bulan sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 0,44% mtm.
"Perkembangan ini dipengaruhi terutama oleh deflasi bahan bakar rumah tangga dan tarif angkutan udara akibat penurunan harga liquid petroleum gas nonsubsidi di tingkat agen dan normalisasi tarif angkutan udara setelah periode libur sekolah," jelasnya.
Sementara itu, deflasi lebih lanjut tertahan oleh inflasi rokok kretek filter dan rokok putih didorong oleh berlanjutnya transmisi kenaikan tarif cukai tembakau.
"Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices terus menurun menjadi 8,05% yoy, lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 8,42% yoy," pungkasnya.(*)
Tulisan ini telah tayang di kabarsiger.com oleh Yunike Purnama pada 03 Sep 2023