Bandara Banyuwangi Masuk 20 Kandidat Terbaik Dunia, Berpeluang Dapatkan Hadiah USD 1 Juta

ifta - Selasa, 07 Juni 2022 23:47 WIB
Sebuah penghargaan tertua di bidang arsitektur kini sedang memasukkan bandara Banyuwangi menjadi salahsatu kandidat bandara dengan arsitektur terbaik di dunia.

BANYUWANGI, Halojatim.com- Sebuah penghargaan tertua di bidang arsitektur kini sedang memasukkan bandara Banyuwangi menjadi salahsatu kandidat bandara dengan arsitektur terbaik di dunia.

Penghargaan ini bernama Aga Khan Awards for Architecture (AKAA) 2022 yang dilaksanakan setiap tiga tahun sekali.

Seluruh bandara di dunia dilakukan penilaian, dari jumlah ribuan bandara itu bandara Banyuwangi masuk kategori bersama 20 bandara lainnya di dunia.

“Green Airport" Bandara Banyuwangi, Jawa Timur, masuk jajaran 20 besar bangunan dengan arsitektur terbaik dalam AKAA 2022.

Bandara hijau di Banyuwangi ini bersaing dengan 20 karya arsitektur lain dari 16 negara.

Hal ini dilansir dari situs resmi AKAA yang merilis nama 20 nominator yang berhasil menyisihkan 463 proyek arsitektur lainnya dari berbagai belahan dunia.

Karya yang masuk dalam nominasi tidak hanya memperlihatkan keunggulan arsitektur, namun juga merespon aspirasi budaya, mendukung konservasi, dan peningkatan kualitas lingkungan.

Penghargaan ini tak hanya memberikan apresiasi kepada arsitek, tetapi juga klien, perajin ahli, dan semua pihak yang telah memainkan peran penting dalam realisasi proyek.

Sebanyak 20 karya arsitektur tersebut di antaranya, Wafra Wind Tower dari Kuwait, Tulkarm Courthouse dari Palestina, Flying Saucer Rehabilitation dari Uni Emirat Arab, Le Jardin d’Afrique dari Tunisia, termasuk Bandara Banyuwangi yang mewakili Indonesia.

Tim juri AKAA 2022 akan berkunjung dan melakukan penilaian untuk menetapkan pemenang yang berhak mendapatkan hadiah USD 1 juta, award terbesar di bidang arsitektur.

Bandara Banyuwangi dibangun dengan kolaborasi bersama arsitek Andra Matin.

Bandara Banyuwangi menarik perhatian dunia bukan hanya karena desainnya yang mengadopsi bentuk ikat kepala Suku Osing (masyarakat asli Banyuwangi), namun juga bangunannya yang berkonsep hijau dan ramah lingkungan (Green Building).

Ini terlihat dari atap terminal yang ditanami tanaman, konservasi air dan sunroof yang menjadi sumber cahaya alami di siang hari.

Atap bangunannya juga menunjukkan pembagian yang jelas antara terminal keberangkatan dan kedatangan.

Bandara ini menjadi bandara hijau pertama di Indonesia.

“Kami bersyukur kolaborasi kami dengan Pemkab Banyuwangi mendapat apresiasi dunia. Bandara Banyuwangi tidak hanya ramah lingkungan, namun sangat kental budaya lokal,” imbuh arsitek Andra Matin dilansir dari laman Banyuwangikab.go.id

Sejak diluncurkan 45 tahun lalu, tak kurang 121 proyek telah menerima penghargaan dan hampir 10.000 proyek telah didokumentasikan. (*)

RELATED NEWS