5 Ciri-Ciri Atasan Toksik yang Bikin Karyawan Berpikir Selalu Ingin Resign, Nomer 1 Sering Terjadi

ifta - Minggu, 25 Juni 2023 06:46 WIB
5 Ciri-ciri Bos yang Toksik yang Bikin Stres Karyawan (Freepik.com/yanalya)

JAKARTA, Halojatim.com - Gaji bukan menjadi satu-satunya alasan karyawan mempertimbangkan apakah akan tetap bertahan atau resign.

Ada pertimbangan lain karyawan memutuskan keluar atau bertahan, di antaranya adalah apakah lingkungan kerjanya nyaman, dan apakah bos yang memanusiakan manusia.

Seringnya lingkungan kerja yang toksik sering muncul akibat atasan atau bos yang memiliki ego tinggi dan selalu hanya ingin didengarkan.

Atasan yang kurang empati dapat merusak kesehatan fisik dan mental Anda. Selain itu, bos dengan kondisi seperti itu akan membuat para karyawan jadi kurang tidur dan takut setiap hari kerja.

Kadang-kadang Anda mungkin tidak dapat secara langsung mengenali perilaku atasan yang toksik. Akan tetapi, seringkali Anda dapat mengidentifikasinya karena mereka bisa membuat aktivitas pekerjaan Anda menjadi kacau bahkan memicu Anda resign atau keluar dari pekerjaan tersebut.

Berikut adalah beberapa tanda peringatan bahwa bos Anda yang tampak ramah ketika wawancara kerja memiliki sisi toksik.

Ciri-ciri Atasan yang Toksik

Ciri-ciri Atasan yang Toksik

1. Cepat Menjelek-jelekkan Orang yang Baru Saja Anda Gantikan

Salah satu tanda yang dapat diperhatikan oleh karyawan baru adalah ketika bos baru mereka menjelek-jelekkan anggota tim yang telah pergi. Jika Anda baru saja masuk ke suatu perusahaan dan atasan Anda masih memikirkan mengapa seseorang memilih resign bahkan masih tersinggung, hal itu bisa menjadi pertanda red flag atasan Anda.

Hal itu juga bisa menjelaskan bahwa atasan Anda tidak mampu memisahkan perasaan pribadi mereka tentang seorang karyawan dari pekerjaan yang mereka lakukan. Ungkapan buruk yang diucapkan di depan umum juga dapat bersikap pasif-agresif karena menandakan perilaku itu tidak dapat diterima tanpa memberi tahu Anda secara langsung.

2. Memberi Selamat pada Dirinya Sendiri tapi Tidak Akan Memuji Orang Lain

Salah satu cara untuk mengetahui perilaku atasan yang toksik adalah dengan melihat bagaimana dirinya menghargai kerja keras dan keberhasilan yang diraih oleh tim. Jika Anda memperhatikan bahwa atasan Anda tidak mengatakan apa-apa saat Anda memperoleh keberhasilan tetapi membesar-besarkan pencapaian dirinya sendiri, itu adalah tanda bahaya potensi toksisitas yang mengkhawatirkan.

Salah satu tipe bos yang toksik adalah bos yang narsis. Seseorang yang narsis tidak mampu menjaga hubungannya kepada orang lain atau menunjukkan ketulusan kepada orang yang bekerja untuk dirinya. Sebaliknya, ia justru cenderung terputus dari orang lain.

3. Terus Mengabaikan Karyawan

Berhati-hatilah jika Anda melihat bos baru yang suka melewatkan pertemuan one on one dan tidak menunjukkan minat untuk membantu Anda, meski Anda adalah anggota tim barunya. Jika Anda merasa diabaikan oleh atasan, itu adalah tanda bos Anda toksik.

4. Hanya Peduli Apakah Anda Mampu Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai Deadline

Bos toksik memprioritaskan hasil daripada masukan Anda. Jika bos Anda memiliki kecenderungan membuat karyawannya menyelesaikan sesuatu, hal itu bisa menjadi tanda bahaya.

Seharusnya, atasan harus mampu berpikir bagaimana karyawannya mampu bekerja dengan baik dan apa yang dibutuhkan karyawannya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Selain itu, atasan juga harus mampu membuat anggota timnya bertumbuh dan berperan di perusahaannya.

Sedangkan bos yang baik adalah bos yang selalu mengkomunikasikan tujuan dan bersedia melakukan percakapan dengan stafnya.

5. Berubah Pikiran Sepanjang Waktu Tanpa Mempedulikan Tekanan yang Ditimbulkannya

Ciri dari bos yang toksik adalah kurangnya empati. Bos yang baik akan memperhatikan waktu dan energi yang dikeluarkan oleh stafnya untuk memenuhi harapan mereka.

Bos yang toksik cenderung akan berubah pikiran pada saat itu juga, tanpa memperhatikan kondisi dan stres yang dialami oleh anggota timnya. Hal ini akan membuat bawahan atau anggota tim jadi cemas dan gelisah. Tidak mengherankan jika anggota tim atau bawahan memilih resign ketika berhadapan dengan kondisi itu.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Justina Nur Landhiani pada 24 Jun 2023

Bagikan

RELATED NEWS