PARA LEGENDA NIAC MITRA DAN PERSEBAYA TAMPIL DI LAGA AMAL RUDY KEELTJES
SURABAYA I halojatim- Dedikasi dan kontribusinya kepada sepak bola tak perlu diragukan. Tak heran rekan-rekan dan insan sepak bola hadir dalam sebuah kegiatan untuk mengenang sosok Rudy Williem Keeltjes.
--
TERLIHAT barisan penggawa NIAC Mitra nyaris komplet di Stadion Gelora 10 November, Tambaksari, Kota Surabaya. Ada Purwono, Wayan Diana, sampai Muhammad ‘’Mamak’’ Zein Alhadad. Mereka merupakan pemain yang mengangkat nama klub milik Augustines Wenas tersebut berjaya di kancah sepak bola Indonesia saat menjuari Kompetisi Galatama 1980-1982 dan 1983-1984.
Tapi, Mamak dkk pada Kamis malam (21/11/2024) datang ke stadion legendaris tersebut datang bukan untuk tampil lagi di sebuah kompetisi. Usia mereka sudah tak muda lagi karena sudah di atas kepala 6 atau lebih 60 tahun.
‘’Kami datang untuk menghadari acara mengenang sahabat dan juga saudara kami, Rudy Williem Keeltjes. Sosok yang sangat dekat dan punya kepedulian yang tinggi kepada rekan-rekannya di NIAC Mitra maupun di sepak bola,’’ ungkap Mamak.
Ya, Keeljes, begitu Rudy Willem Keeltjes, itu telah meninggal dunia pada 23 Oktober 2024. Sebuah kabar yang sebenarnya cukup mengejutkan. Bagaimana tidak, selama ini, lelaki kelahiran Situbondo, Jawa Timur, 12 Februari 1952 tersebut selalu terlihat sehat dan bugar. Dia juga masih sering terlihat di lapangan, khususnya di akademi sepak bola yang didirikannya di Surabaya dengan nama Keeltjes Soccer Academy atau KSA.
Kehilangan seorang Keeltjes juga dirasakan Ferril Raymond Hattu. Kapten Indonesia saat meraih medali emas di SEA Games 1991 itu menganggap mendiang merupakan tauladan dan inspirator bukan hanya bagi pemain tapi juga para pelatih.
‘’Khususnya para pelatih-pelatih sepak bola yang usianya masih muda. Sosok mendiang Rudy Keeltjes dikenal tegas dan disiplin ketika melatih,’’ terangnya.
Dalam kegiatan mengenang Rudy Keeltjes tersebut hadir sosok-sosok penting di Jawa Timur. Bahkan, Pelaksana Jabatan atau Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono hadir ke Stadion Gelora 10 November. ‘’Saya masih ingat sosok mendiang Rudy Keeljtes. Dia ikut memberikan sumbang sih yang besar bagi sepak bola bukan hanya Jawa Timur tapi juga nasional,’’ ucapnya.
Dia pun berkesempatan memberikan sumbangan Rp 50 juta kepada keluarga mending yang diterima langsung oleh putra Rudy Keeltjes, Stevan Keeltjes. Selain Adhy, Bank Jatim Rp 25 juta, dan Family Football termasuk di dalamnya para wartawan yang bergabung dalam Waras (Wartawan Asli) Football Club juga memberikan donasi sebesar Rp 75 juta.
Selain itu, rekan-rekan mendiang Keeltjes baik di NIAC Mitra dan Persebaya serta mantan anak asuhnya turun ke lapangan hijau. Mereka menghadapi Waras FC. Dalam pertandingan yang dilaksanakan selama dua babak itu, kedua kesebelasan bermain imbang 1-1. Waras FC sempat unggul melalui gol yang dicetak jurnalis Inews, Arif Ardlianto, sebelum disamakan pemain Persebaya saat juara 1996/1997 Jatmiko.