KINERJA PEREKONOMIAN JATIM TUMBUH 5,2 PERSEN

Andri - Selasa, 10 Mei 2022 18:35 WIB
Pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan meningkat 12,40 persen.

SURABAYA I halojatim.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja perekonomian di Jawa Timur mengalami pertumbuhan. Nilainya sebesar 5,2 persen pada kuartal I/2022, dibandingkan periode yang sama tahun 2021 atau year on year (yoy). Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan dalam siaran pers virtualnya mengatakan, pertumbuhan itu didominasi dari sektor industri sebesar 2,13 persen, disusul perdagangan 1,24 persen, konstruksi 0,36 persen, Infokom 0,45 persen dan lainnya 1,03 persen.

“Secara year on year, pertumbuhan tertinggi dari sisi produksi terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 18,79 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen ekspor luar negeri yakni 35,97 persen," katanya.

Ia mengatakan, jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya atau kuartal IV/2021, Jatim mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 0,75 persen Artinya, kata Dadang, pertumbuhan ini menunjukkan ekonomi Jatim semakin membaik dibandingkan kinerja ekonomi sebelumnya.

Realisasi APBD, kata dia, juga meningkat terhadap barang dan jasa yakni 54,19 persen (Yoy), dan belanja pegawai 25,82 persen, serta belanja bantuan sosial turun 27 persen. Dadang mengatakan secara kuartal pertumbuhan tertinggi dari sisi produksi terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan yakni 12,40 persen.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen ekspor yang tumbuh 24,61 persen. "Ekspor yang meningkat terutama terjadi pada barang seperti perhiasan, tembaga, kayu dan barang dari kayu, serta bahan kimia mendorong pertumbuhan itu," katanya.

Pada kinerja impor, kata dia, juga tercatat meningkat dari impor mesin-mesin, besi baja, pupuk, plastik dan barang dari plastik, serta gandum. Secara nasional, kata Dadang, perekonomian pada periode ini memang terus membaik seiring dengan turunnya kasus Covid-19.

Faktor lain yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi, kata Dadang, adalah sektor pertanian yang meningkat karena dipengaruhi kondisi cuaca yang kondusif serta masuknya masa panen raya padi. Untuk industri makanan dan minuman juga tercatat meningkat, karena memenuhi permintaan Hari Raya Idul Fitri.

''Perbaikan kinerja industri pengolahan tercermin dari peningkatan produksi penjualan domestik, dan konsumsi listrik industri," kata Dadang.

Terkait pelonggaran mobilitas penduduk, juga terjadi peningkatan pada jumlah penumpang di semua armada angkutan publik, seperti penumpang kereta api naik 18,53 persen (qtq) atau 91,3 persen (yoy), penumpang pesawat di Bandara Juanda naik 3,27 persen (qtq) atau 55,01 persen (yoy).

“Kunjungan masyarakat ke tempat wisata juga meningkat seiring dengan longgarnya peraturan mobilitas penduduk,” kata Dadang. (*)

RELATED NEWS