JANGAN LUPA, SOEKARNO LAHIRNYA DI SURABAYA

Andri - Minggu, 15 Januari 2023 12:35 WIB
Rumah HOS Tjokroaminoto yang pernah menjadi kost Soekarno, Presiden I RI

SURABAYA I halojatim.com - Masyarakat lebih mengenal Blitar sebagai kota Soekarno, Presiden Republik Indonesia I. Begitu juga dengan Bengkulu dan Ende, Nusa Tenggara Timur, dua kota tempat dia dibuang oleh pemerintah kolonial Belanda.
Tapi, banyak yang lupa bahwa ada kota lain yang penting dalam perjalanan sejarah seorang Soekarno, yakni Kota Surabaya. Lho, ada apa dengam daerah yang dijuluki Kota Pahlawan itu dengan Soekarno?
1. Rumah kelahiran Soekarno.
Banyak yang tidak mengetahui bahwa Soekarno lahir di Kota Surabaya. Ada yang menyebut Blitar karena makamnya ada di sana. Anggapan yang tak salah bagi mereka yang tidak atau belum mengetahui.
Soekarno lahir di Kota Surabaya pada 1 Juni 1901. Tempat itu masih ada meski sudah tidak lagi original. Tempatnya ada Jalan Pandean IV Nomor 40 Peneleh. Wilayahnya masuk Kecamatan Genteng.
Sempat ditinggali sebuah keluarga, oleh Pemerintah Kota Surabaya, dijadikan Museum Soekarno dan tengah dalam perbaikan.

2. Rumah Kost Soekarno
Soekarno meraih gelar insinyurnya saat menimba ilmu di Kota Bandung. Yakni di tempat yang kini menjadi Institut Teknologi Bandung atau ITB. Dia pernah kost dan tinggal di Kota Kembang.
Tapi siapa sangka, sebelum ke sana, Soekarno ngekost di rumah seorang tokoh yang bukan sembarang tokoh yakni Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto. Tokoh dan pahlawan pergerakan yang membuat Indonesia berani melawan penjajah kolonial Belanda.
Soekarno satu kost dengan rekan-rekannya yang kelak berseberangan dengannya dalam perpolitik yakni Moeso (PKI) dan Kartosowiryo (NII). Rumah HOS Tjokroaminoto yang menjadi kost Soekarno ada di Jalan Peneleh Gang VII Nomor 29-31.
Sudah tidak original utuh. Tapi masih kita temukan bagian-bagian aslinya, termasuk ruangan Soekarno saat di sana.

Kedua tempat tersebut, Rumah Kelahiran Soekarno dan Rumah HOS Tjokroaminoto dikelola oleh Pemkot Surabaya. Tempat tersebut menjadi tempat wisata pendidikan dan sejarah. (*)

Editor: Andri

RELATED NEWS