FK Unair Edukasi Kader dan Bumil untuk Tekan Stunting

Asih - Kamis, 18 November 2021 20:45 WIB
dr Widati Fatmaningrum sedang menunjukkan cara pemeriksaan antropometri mandiri pada ibu hamil.

SURABAYA | halojatim.com - Fakultas Kedokteran bersama Dinas Kesehatan Kota Surabaya berupaya untuk ikut menekan angka stunting.

Salah satu caranya dengan memberikan edukasi pada ibu hamil dan kader di Kelurahan Morokrembangan, Kamis (18/11/2021).

Pengabdian masyarakat ini diberi tajuk “Pencegahan dan Penanggulangan Stunting dengan Pendekatan dan Pembinaan Mulai 1000 Hari Pertama ini menyasar 30 ibu hamil serta ibu dengan balita stunting dan 15 kader puskesmas.

Baca Juga :

https://halojatim.com/read/imbangi-pola-pembelajaran-di-era-pandemi-fk-unair-redesain-kurikulum

Para ibu-ibu ini diberikan pemahaman mengenai pentingnya pemenuhan gizi selama 1.000 hari kehidupan, yakni sejak semasa dalam kandungan hinga usia dua tahun.

Masa-masa tersebut adalah golden age atau masa keemasan pertumbuhan anak. Jika tidak diintervensi dengan baik dengan pemenuhan gizi yang tepat, maka pertumbuhan dan perkembangan anak tidak akan maksimal. Dan ini secara langsung juga berdampak hingga mempengaruhi kecerdasan serta produktifitas anak saat dewasa.

Beberapa pemateri ahli dari FK Unair pun turut terjun ke lapangan. Seperti Drbdr Eighty Mardiyan Kurniawati, SpOG(K) yang mengedukasi tentang pencegahan stunting sejak masa kehamilan, serta dr Hanna Dyahferi, SpA(K) yang memaparkan tentang deteksi dini stunting dengan Buku KIA.

Selain pemaparan materi, para peserta juga dilatih untuk melakukan pemeriksaan antropometri secara mandiri baik pada ibu hamil maupun pada balita. Pemeriksaan ini berfungsi sebagai sreening awal untuk mencegah stunting. Pelatihan ini dibimbing oleh dr Hanna dan Dr dr Widati Fatmaningrum, MKes, SpGK.

Dalam pengmas ini juga dibagikan sembako serta makanan penunjang bagi ibu hamil dan balita stunting seperti suplemen, biskuit dan susu.

Wakil Dekan III FK UNAIR, Dr drn Sulistiawati, MKes menuturkan, kegiatan pengabdian masyarakat ini diinisiasi oleh DKK Surabaya menggandeng beberapa institusi kesehatan di Kota Surabaya untuk melakukan edukasi.

Tujuannya tentu saja untuk membantu pemerintah dalam percepatan penurunan angka stunting, khususnya di Surabaya. Dengan sasaran puskesmas yang wilayahnya memiliki prevalensi stunting yang tinggi.

“FK Unair mendapatkan jatah tiga wilayah. Yakni Puskesmas Mojo, Tanah Kali Kedinding dan Morokrembangan,” terangnya.

Pelaksanaan pengmas ini juga bertahap. Selain hari ini, tim pengmas FK Unair akan memberikan penyuluhan di dua puskesmas lain minggu depan.

Dokter Sulis menambahkan, sebenarnya FK Unair menginginkan agar seluruh ibu hamil dan balita stunting di setiap wilayah bisa hadir dalam kegiatan. Namun dengan peraturan pembatasan PPKM, maka hanya beberapa orang saja yang bisa hadir secara offline.

“Namun, kami tidak hanya berhenti di sini. Di luar kegiatan offline ini, kami juga akan melakukan webinar yang bisa diikuti oleh lebih banyak orang pada 27 November nanti,” tambahnya.

Dalam webinar nantinya akan dibahas secara mendetail seputar pentingnya pemenuhan gizi di 1000 hari pertama tips yang bisa diikuti dalam pemilihan menu sehat seimbang untuk menekan stunting.

Mewakili DKK Surabaya, Dr Kartika Sri Rejeki MKes menuturkan, kegiatan itu sebagai tindak lanjut dari kegiatan serupa yang sebelumnya dilaksanakan. Harapannya, dengan semakin sering terpapar edukasi, angka stunting di wilayah Monokrembangan bisa ditekan.

"1000 hari pertama ini sangat penting karenanya perlu digenjot agar pemenuhan nutrisinya tepat. Kami berterima kasih kepada FK UNAIR karena kegiatan ini membantu kami sekali. Terutama kepada ibu-ibu kader mendapatkan ilmu serta pendampingan dari FK Unair," ujarnya.

Kepala Puskesmas Morokrembangan, dr Fitriah Wahyuningsih menambahkan, mayoritas warga di Kelurahan Wonokrembangan merupakan masyarakat dengan ekonomi kelas menengah ke bawah.

Terbatasnya pengetahuan orang terkait pentingnya pemenuhan gizi bagi ibu hamil dan anak-anak lah yang menyebabkan prevalensi stunting di wilayahnya cukup tinggi.

"Data pastinya masih terus diupgrade ya. Tapi sekitar 50 ke atas," terangnya.

Karenanya, ia mengapresiasi kegiatan semacam ini. Ia berharap, intervensi Pemkot Surabaya dalam penurunan angka stunting di wilayahnya bisa terus digalakkan.

" Kami berharap tidak hanya edukasi. Karena di sini kendala utamanya adalah ekonomi, maka kami juga memohon agar pemerintah mensupport dalam materiilnya. Sehingga makanan yang diberikan kepada anak-anaknya ini juga merupakan makanan yang bergizi," tambahnya.

Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mentargetkan penurunkan angka stunting di Indonesia menjadi 14 persen pada 2024.

Editor: Asih

RELATED NEWS