Di Hadapan Mahasiswa, Ketua Kadin Surabaya Bocorkan Lima Sikap Yang Harus Dimiliki Pengusaha
SURABAYA | halojatim.com - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya H.M.Ali Affandi La Nyalla M. Mattalitti memiliki komitmen kuat untuk menumbuhkan enterpreneur-enterpreneur muda sejak ia menjabat sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur beberapa tahun yang lalu.
Komitmen tersebut dilanjutkan hingga saat ini, disaat telah menjabat sebagai Ketua Kadin kota Surabaya dengan terus menginspirasi mahasiswa untuk menjadi seorang enterpreneur muda yang sukses.
Dalam Seminar Enterpreneur yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Mas Andi mengatakan, hal yang paling fundamental yang harus dimiliki pengusaha adalah karakter yang terbentuk dari kebiasaan yang dilakukan. Dan itu tidak instan.
"Kita bentuk kebiasaan kita dan nantinya kebiasaan itu akan membentuk kita," tandas Mas Andi saat menjadi narasumber di acara Seminar Enterpreneur dengan tema "Unleash Your Creativity Innovating in Entrepreneurship" yang digelar di Grha Kadin Jatim, Surabaya, Jumat (13/10/2023).
Lebih lanjut ia mengungkapkan, ada lima karakter yang harus dimiliki oleh pengusaha, yaitu adaptif, disiplin, motifasi, empati dan sosial skill. Kelima karakter tersebut akan menjadi pintu keberhasilan mereka dalam bangun sebuah usaha.
"Kalau saat ini kalian masih menjadi mahasiswa, ya harus diselesaikan belajarnya. Harus disiplin dan jangan melihat, seorang pengusaha putus sekolah menjadi contoh karen itu satu banding seribu," ujarnya.
Terlebih saat ini masuk pada Zaman VUCA yang serba tidak pasti. VUCA adalah singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity. Istilah ini diciptakan oleh Warren Bennis dan Burt Nanus, dua orang pakar ilmu bisnis dan kepemimpinan dari Amerika.
"Dunia saat ini mengalami perubahan sangat cepat, tidak terduga, dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit dikontrol, dan kebenaran serta realitas menjadi sangat subyektif. Perkembangan teknologi dan informasi menjadi salah satu pengaruh terbesar dari perubahan ini," katanya.
Oleh karena itu, ke-5 karakter tersebut harus dimiliki dan kuat. Tetapi yang juga perlu diingat adalah menjadi pengusaha tidak terbatas waktu. Walaupun lebih baik dimulai di usia muda, tetapi yang tua pun tidak menutup kemungkinan sukses meniti karier sebagai pengusaha, asal ada motivasi kuat, mampu beradaptasi serta memiliki kepekaan dan sosial skill.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto mengajak mahasiswa yang hadir memulai merencanakan masa depan dengan menetapkan tujuan.
"Kalau punya tujuan dan rencana, pasti kita akan membekali diri kita dengan apa-apa yang bisa menjadikan kita sampai pada tujuan. Oleh karenanya, apapun itu harus ada rencana," kata Adik.
Terlebih pada tahun 2045 Indonesia akan memasuki tahun emas dimana pemerintah telah menargetkan Indonesia akan menjadi negara terbesar ke-5 dunia. Dan 13 tahun yang akan datang Indonesia juga akan mendapatkan bonus demografi, negara dengan jumlah usia produktifnya paling besar.
Sementara jumlah lapangan kerja masih sangat terbatas. Sehingga penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci keberhasilan. "Ini harus dimanfaatkan. Dan salah satu syaratnya adalah SDM yang dimiliki harus berkompeten di bidang masing-masing," tandasnya.
2045, Indonesia tahun emas. Targetkan Indonesia akan jd negara nomor 5 di dunia. Salah satu syaratnya, SDM hrs kompeten di bidang masing-masing. "Sehingga adik-adik ini harus menyiapkan diri agar menjadi tenaga kerja yang unggul dan berdaya saing," ujar Adik.
Sementara Ketua BEM Unesa Muhammad Asrorun Niam mengatakan bahwa tujuan diadakan seminar dan pelatihan enterpreneur uni karena Unesa kedepan harus mandiri secara ekonomi, hukum, lembaga dan lain sebagainya.
"Oleh sebab itu dukungan mahasiswa untuk PTNPH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum red.) adalah bagaimana sikap kita sebagai mahasiswa yang memiliki jiwa entrepreneurship. Nah, BEM Unesa menggagas kegiatan ini karena ingin akomodir mahasiswa yang memiliki jiwa entrepreneurship agar mampu mengaplikasikan dan berfikir secara Entrepreneurship," ujar Niam, panggilan akrab Muhammad Asrorun Niam.
Ada sekitar 130 mahasiswa yang ikut dalam seminar dan pelatihan tersebut. Sebagian besar adalah mahasiswa Unesa, kemudian ada sebagian dari universitas di luar Unesa seperti Universitas Islam Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya, Universitas Trunojoyo Madura dan Politeknik Surabaya.
Pelatihan dilakukan selama dua hari. Hari pertama membahas tentang materi sosial entrepreneurship atau fundamental entrepreneurship. Hari ke-2 membahas tentang bagaimana berfikir secara entrepreneurship dan hari ke-3 tentang business plan.
"Tujuannya adalah agar peserta memiliki wawasan yang luas tentang bagaimana berusaha dan membuat planning bisnis. Karena kalau kita berbicara tentang pengusaha, maka intinya adalah bagaimana pengusaha melakukan planning. Jadi ketika teman-teman diwadahi dan diberikan kesempatan untuk melakukan terobosan, maka kita pastikan akan kita akomodir," ungkapnya..
Dan saat ini, tren menjadi pengusaha muda juga telah menjalar di Unesa. Bahkan mahasiswa Unesa yang memiliki bisnis atau memulai bisnis jumlahnya cukup besar. "Teman-teman yang memilki usaha itu sudah banyak, hampir 35 persen dari total mahasiswa Unesa. Oleh karena itu kami berupaya mewadahi mereka dengan melaksanakan kegiatan ini," pungkas Niam.