BEK KANAN LEGENDARIS INDONESIA ITU TAMPIL DI AJANG TARKAM
SIDOARJO I halojatim - Bagi publik sepak bola nasional khususnya di era 1990-an dan 2000-an, siapa yang tak kenal dengan nama Anang Ma’ruf. Dia merupakan bek kanan langganan Tim Nasional Indonesia dan sukses mengantarkan dua klub menjadi juara di kompetisi tertinggi di tanah air ketika masih bernama Divisi Utama.
--
SEBUAH nama disebut dengan lantang oleh komentator dalam sebuah pertandingan di Lapangan Panser, Sarirogo, Kecamatan Sidoarjo, Minggu sore (1/12/2024). Bukan nama sembarangan.
Sebab, dia adalah pemain dengan nama besar di kancah sepak bola Indonesia, yakni Anang Ma’ruf. Lelaki ini merupakan pemain yang masuk kategori legendaris. Bagaimana tidak, pemain kelahiran 1976 tersebut pernah digembleng di Italia dengan proyek PSSI Primavera. Dikatakan Primavera karena Anang dkk berada di sana dan tampil dalam kompetisi Primavera, kompetisi kelompok umur yang dilaksanakan di yang menjadi salah satu kiblat sepak bola dunia tersebut.
Pendidikan di Italia dibawah pengawasan dan bimbingan langsung pelatih legendaris dunia asal Swedia yang baru saja meninggal Sven Goran Eriksson. Pelatih yang pernah menangani Tim Nasional Inggris tersebut ketika itu menjadi head coach di klub Serie A Italia, Sampdoria Genoa.
Bakat Anang, arek Petemon, Surabaya, itu pun tercium Eriksson. Dia masuk bidikan dan diajak Sampdoria bergabung dalam Tur Asia. Bahkan, Anang diturunkan dalam laga yang dilaksanakan di Hongkong dan Tiongkok.
Sayang, dia menolak keinginan Sampdoria bergabung meski dengan status magang lebih dulu. Anang memilih pulang ke Indonesia karena ada panggilan membela Persebaya Surabaya. Kehadirannya membuat Green Force, julukan Persebaya, kuat dan juara di musim 1996/1997. Saat hengkang ke Persija, Macan Kemayoran pun dibawanya menjadi juara Divisi Utama, yang ketika itu menjadi level kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia, pada 2001.
Anang kembali membawa Persebaya juara pada 2004 ketika dia meninggalkan Macan Kemayoran, julukan Persija. Setela bertahan hingga 2008, Anang sempat membela beberapa klub seperti Persegresik dan Deltras Sidoarjo.
Setelah pensiun, Anang menekuni dunia kepelatih. Lalu mengapa dia tampil kembali di lapangan hijau di Lapangan Panser?
‘’Saya cari keringat saja. Sekalian silaturahmi dengan pemilik klubnya dan rekan-rekan,’’ ujar Anang saat ditemui pada Minggu sore (1/12/2024).
Ternyata, penampilannya bukan di kompetisi resmi PSSI layaknya Liga 1,2, dan 3. Anang diajak bermain di sebuah ajang turnamen dengan titel Panser Cup 2024. Sebuah turnamen antarkampung yang cukup terkenal di Sidoarjo, Surabaya, dan Pasuruan. Dia membela SKA Karoseri. Tentu, rekan-rekannya usianya jauh di bawah pemain yang terkenal dengan akurasi umpannya itu. Bisa dikatakan mereka layaknya anak bagi Anang.
Dalam turnamen itu, Anang sudah tiga kali tampil. Di babak kedua, dia menghadapi mantan rekannya di Persebaya, Arif Ariyanto, yang membela klub kampong halamannya, Kelud Putra, Klagen, Sukodono. Anang unggul 3-1.
Di babak ketiga, Anang tampil lagi saat berhadapan dengan Holywood FC. Lemah Putro, Sidoarjo. Dia dipercaya sebagai bek tengah. Meski usianya sudah 48 tahun, bek yang umpan-umpannya ikut mengorbitkan striker legendaris Indonesia Bambang Pamungkas ketika mengawali karir di Persija itu masih tangguh dan taktis.
‘’Ah, teman teman yang bermain bagus,’’ ujar Anang merendah.
Dia tampil hanya di babak pertama. Di babak kedua, Anang diganti dan membuat pertahanan SKA Karoseri kocar-kacir. Imbasnya, kesalahan yang dilakukan pemainnya kepada pemain Holywood FC berakibat penalti.Namun, keputusan wasit itu tak diterima pemain SKA Karoseri dan memilih meninggalkan lapangan.
‘’Saya izin pulang dan semoga bisa ketemu lagi. Besok (2/12/2024), saya akan mendampingi Bhayangkara Presisi bermain di delapan besar Piala Suratin 2024, monggo lihat,’’ pungkas Anang sambil melangkah ke parkiran di Kompleks Kompi Kavaleri 3 tersebut . (*)