kediri
Jumat, 25 Maret 2022 14:05 WIB
Penulis:Andri
SURABAYA I halojatim.com - Jawa Timur bertekad bebas dari penyakit tuberkolosis (TBC). Caranya dengan memutus transmisi penularan
"Karena itu sangat penting keterlibatan multisektor untuk memutus transmisi penularan dan menuju ke arah tersebut," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Pelibatan multisektor dalam penemuan dan pengobatan penderita TBC serta terapi pencegahan, katanya, menjadi upaya prioritas untuk dilakukan. Hal tersebut, kata dia, menemukan orang dengan TBC dan memastikan mereka diobati sampai sembuh membutuhkan pendekatan yang melampaui sektor kesehatan.
Keberhasilan eliminasi TBC ditentukan kontribusi dan kolaborasi lintas sektor. Mulai organisasi profesi, tokoh masyarakat, fasilitas kesehatan, organisasi perangkat daerah, kementerian atau lembaga terkait, ormas, komunitas peduli TBC, kader kesehatan, akademisi perguruan tinggi, dan masyarakat umum.
Sementara itu, sesuai data dari Pemprov Jatim berdasar "Global TB Report WHO 2021" diungkapkan bahwa TBC masih menjadi masalah kesehatan dunia hingga sekarang. Pada 2020, terdapat 9,9 juta jiwa penderita, serta 1,5 juta nyawa melayang akibat penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dan diobati tersebut.
Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 824 ribu jiwa jatuh sakit dan 93 ribu jiwa meninggal dunia akibat TBC pada 2020. Di Jawa Timur, pada tahun 2021 tercatat ada 43.268 jiwa penderita TBC, dan ini merupakan jumlah kasus TBC tertinggi ketiga di Nasional. Kasus tertinggi pertama adalah Jawa Barat sebanyak 93.626 jiwa penderita, lalu kedua adalah Jawa Tengah sebanyak 44.203 jiwa penderita.
Angka tersebut masih 45,08 persen dari estimasi kasus yang harus ditemukan, atau sekitar 50 ribu-an penderita belum berhasil ditemukan dan diobati sehingga berpotensi menularkan ke orang di sekitarnya.
Pemprov Jatim melalui Dinas Kesehatan melaksanakan serangkaian kegiatan dalam rangka eliminasi TBC. Seperti sosialisasi pelaksanaan Peraturan Presiden tentang penanggulangan TBC, koordinasi pelibatan koalisi organisasi profesi (Kopi TBC) Jatim, serta pelibatan big chain hospital di Jatim dalam jejaring pelayanan TBC.
Tak itu saja, Dinkes Jatim juga menggelar talk show Deteksi dan Pencegahan TBC Sedini Mungkin, ekspansi pelayanan TBC resisten obat di RSUD Blambangan Banyuwangi, serta peningkatan kapasitas dokter praktik mandiri dan klinik dalam tata laksana TBC. (*)
Bagikan