SEMPAT DO, BUPATI TRENGGALEK SELESAIKAN S2 DI UNAIR

Selasa, 04 Juli 2023 06:00 WIB

Penulis:Andri

Editor:Andri

A-ARIFIN.jpg
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menjalani sidang tesis di Universitas Airlangga Surabaya, Senin. Dia mengupas buku Sarinah karya Bung Karno dan Pengarusutamaan Gender.

SURABAYA I halojatim.com - Bupati Trenggalek  Mochamad Nur Arifin menjalani sidang tesis di Universitas Airlangga Surabaya, Senin. Dia mengupas buku Sarinah karya Bung Karno dan Pengarusutamaan Gender.

Dalam tesisnya, pria yang mengambil peminatan Pemberdayaan Perempuan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair ini menyoroti filsafat feminisme Bung Karno, pelurusan makna sosialisme dan konsep pemberdayaan perempuan yang melibatkan laki-laki.

"Selama ini yang ngomong pemberdayaan perempuan, kemudian responsif gender belum banyak. Padahal perlu sekali program yang menyasar perempuan," kata Ipin, sapaan akrabnya.

Apalagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen, dan ketika data kemiskinan 40 persen di Trenggalek maka menjadi pekerjaan besar. Belum lagi masalah stunting yang belum bisa diatasi kalau pendidikan dan pengasuhan tidak diperbaiki.

"Spirit Bung Karno harus bisa terus berkobar dan bisa mewarnai pengambilan kebijakan saat ini, karena struktur penulisan Sarinah mengacu gender analisis yang diterbitkan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA)," katanya.

Ipin mengatakan dalam buku tersebut Bung Karno juga membuka data dengan terpilah gender, memperlihatkan perempuan tidak lemah. Dibutuhkan waktu sekitar enam bulan bagi Ipin untuk melalukan observasi hingga penyusunan tesis. Namun, kata Ipin, semakin banyak kajian yang dibaca, ia merasa bahan tesisnya semakin kurang merasa perlu terus menambahkan bahan dalam penelitiannya.

"Ke depan, akan ada program pemberdayaan perempuan, tetapi tidak berhenti di situ saja, harus membentuk ekosistem. Kalau diberdayakan sendiri usaha antar sesama perempuan siapa yang paling kuat ya hidup. Makanya Bung Karno menyampaikan hanya alam disosialis wanita hidup dan berdaya," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Ipin mengenang studinya di Unair. Baginya melanjutkan S2 di kampus tersebut merupakan suatu nostalgia karena dulu pernah di-DO di Unair kemudian dicari lagi dan lulus juga dari Unair. Ini seperti kehidupan kedua.

Selain itu, menyelesaikan studi ditengah tugasnya sebagai kepala daerah, katanya, tak lepas dari dukungan keluarganya, khususnya istri yang kerap memberikan masukan .(*)