PUSKESMAS SURABAYA SEDIAKAN PENGOBATAN GRATIS PENDERITA TBC

Kamis, 06 April 2023 11:30 WIB

Penulis:Andri

Editor:Andri

A-DINKES.jpg
Kantor Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

SURABAYA I halojatim.com - Warga Kota Surabaya yang terkena penyakit Tuberkulosis (TBC) dapat kabar gembira. Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyediakan layanan pengobatan TBC gratis di rumah sakit dan puskesmas.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina  mengatakan, untuk kasus TBC dengan kondisi tanpa penyakit penyerta, dapat difasilitasi dengan BPJS Kesehatan dan dirujuk ke Puskesmas ketika kondisinya sudah stabil. "Sedangkan kasus TBC dengan kondisi khusus (memiliki penyakit penyerta), akan tetap difasilitasi di rumah sakit dengan dukungan BPJS," kata Nanik.

Dia memastikan, Dinkes Surabaya akan terus melakukan berbagai upaya dalam proses eliminasi TBC di Kota Surabaya. Di antaranya memastikan ketersediaan logistik TBC untuk mendukung penegakan diagnosis dan pengobatan.

"Selain itu, kami juga mengoptimalisasi alat tes cepat molekuler (TCM) dan menambah 19 alat TCM dengan 4 modul di Kota Surabaya, dan optimalisasi SITRUST (Sistem Informasi Treking untuk Spesimen Transport) dalam pengiriman sampel terduga TBC," katanya.

Tak hanya itu, upaya eliminasi TBC juga dilakukan dengan cara mengoptimalkan pelaporan Wifi-TB untuk dokter praktik mandiri dalam penemuan terduga TBC. Juga, menguatkan jejaring internal TBC dengan melibatkan peran lintas poli/ruangan dalam upaya penjaringan terduga TBC dan penemuan kasus TBC di RS.

"Kami juga mengoptimalkan kolaborasi TBC KIA dengan fasilitasi pemeriksaan mantoux test," katanya.

Selain itu, beberapa cara lain juga dilakukan Dinkes Surabaya dalam upaya eliminasi TBC di Kota Surabaya. Seperti di antaranya memberikan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) bagi kontak erat pasien TBC serta monitoring capaian terduga TBC di Fasyankes setiap bulan.

Kemudian, melibatkan forum multi sektor dalam kegiatan Public Private Mix (PPM) TBC serta meningkatkan kapasitas bagi tenaga kesehatan di Puskesmas, RS dan Dewan Pertimbangan Medik (DPM).

Selain itu, upaya lain yang dilakukan adalah melaksanakan Passive Case Finding dengan melakukan skrining TBC pada kelompok risiko tinggi, seperti pasien HIV, Diabetes Melitus (DM), anak (khususnya gizi buruk), ISPA/Pneumonia, Covid-19, dan Calon Jamaah Haji (CJH).
Nanik mengungkapkan, keberhasilan pengobatan pasien TBC di Surabaya pada Triwulan I 2023 sudah mencapai 92 persen dari target Nasional 90 persen. Jumlah kasus TBC tersebut, sebagian besar terdapat pada kelompok usia produktif, yakni 45 sampai 54 tahun dengan didominasi jenis kelamin laki-laki.

"Hal ini dikarenakan pada kelompok usia dan jenis kelamin tersebut merupakan pekerja dengan mobilitas yang tinggi dan mempunyai kebiasaan/pola hidup sebagai perokok aktif," katanya. (*)