PLN PERBAHARUI KAEWAT BAJA DI MADURA

Rabu, 24 November 2021 11:40 WIB

Penulis:Andri

Editor:Andri

A-PLN.jpg
kawat baja pertahanan tower atau Ground Steel Wire (GSW) yang diperbaki PLN di Pulau Madura

SURABAYA | halojatim.com - Musim hujan telah tiba. Bagi PLN, ini membuat kewaspadaan kepada perangkatnya lebih meningkat.

Seperti yang dilakukan PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (UIT JBM). Untuk  mencegah potensi gangguan petir di wilayah Pulau Madura dengan melakukan pembaruan kawat baja pertahanan tower atau Ground Steel Wire (GSW) di wilayah setempat.

"GSW adalah kawat yang dipasang pada ujung paling atas tower transmisi untuk melindungi kawat-kawat penghantar atau kawat fasa dari sambaran petir," kata General Manager PLN UIT JBM, Suroso.

Ia mengatakan, pembaruan kawat GWS bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi kawat untuk melindungi tower dari sambaran petir dan untuk meminimalisir gangguan yang berakibat pada sistem tenaga listrik di Pulau Madura. Suroso mengatakan bahwa pembaruan dilakukan di seluruh jalur transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV yang berjumlah kurang lebih 374 tower di Pulau Madura, yang meliputi Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.

"Prosesnya kami kerjakan sejak awal tahun lalu, dan kini telah mencapai 62 persen. Kami targetkan selesai pada Juli 2022. Dan pembaruan kawat GSW dilakukan pada sekitar kurang lebih 374 tower transmisi, antara lain SUTT 150 kV Bangkalan-Sampang sejumlah 155 Tower, SUTT 150 kV Sampang-Pamekasan sejumlah 79 Tower, SUTT 150 kV Pamekasan-Sumenep sejumlah 85 Tower, dan SUTT 150 kV Sampang-Sumenep sejumlah 55 Tower," kata Suroso.

Ia mengatakan, berdasarkan data BMKG wilayah Madura menunjukkan indikator warna hijau, artinya intensitas petir di wilayah tersebut sebanyak 15.000 sampai 30.000 kali dalam sebulan. "Oleh karena itu, tindakan antisipasi telah dilakukan untuk mengatasi kemungkinan munculnya risiko terhadap keandalan pasokan listrik di Madura," tutur Suroso.

Ia menyebutkan, petir menjadi faktor alam yang penting mendapat perhatian terhadap keandalan pasokan. Sehingga, untuk mengatasinya perlu respon cepat agar gangguan tidak terjadi.

Sementara itu, kebutuhan listrik di Madura saat ini telah mencapai 280 megawatt (MW), dan disalurkan melalui Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) melalui 2 sirkuit dengan 6 kabel SKTT yang mengalirkan suplai listrik dari Gardu Induk Kedinding Surabaya melewati Jembatan Suramadu menuju Gardu Induk Bangkalan Madura, dengan kapasitas 300 MW. (*)