Pertumbuhan Ekonomi Jatim 5,2 Persen, Sinyal untuk Tingkatkan Kinerja

Selasa, 10 Mei 2022 18:17 WIB

Penulis:Asih

Editor:Asih

kwtua kadin jatim adik.jpg
Ketua Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto.

SURABAYA | halojatim.com -  Badan Pusat Statistis (BPS) Jawa Timur merilis  ekonomi Jawa Timur pada triwulan I/2022 sebesar 5,2 persen. 

Angka ini mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan jika dibandingkan  periode yang sama tahun lalu. 

Hal ini menjadi sinyalemen kuat atas keberhasilan Jawa Timur dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pasca pandemi Covid-19.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim Adik Dwi Putranto mengungkapkan keberhasilan Jatim bangkit dari pandemi yang ditunjukkan dengan tingginya pertumbuhan ekonomi selama Januari-Maret 2022 menjadi angin segar bagi seluruh elemen masyarakat. 

Karena dengan mulai kembali normalnya aktifitas ekonomi akan memberikan harapan besar terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Ini menjadi sinyalemen baik bagi kita bersama, bahwa pandemi sudah terlewati dan kita bisa kembali memacu semua sektor dalam lini kehidupan masyarakat, mulai dari ekonomi hingga pendidikan. Lapangan usaha kembali terbuka, pendapatan juga kembali membaik. Ujung-ujungnya tingkat kesejahteraan masyarakat akan naik,” ungkap Adik di Surabaya, Selasa (10/5/2022).

Lebih lanjut Adik mengatakan, sejumlah sektor sepanjang triwulan I/2022 memang telah mengalami peningkatan kinerja yang cukup tinggi, walaupun sebenarnya masih belum maksimal, khususnya industri pengolahan, manufaktur dan perdagangan.

“Ini masih bisa dipacu lagi, karena kapasitas produksi yang terpakai saat ini rata-rata masih sekitar 80 persen. Selain itu, industri pariwisata juga harus dimaksimalkan, agar bisa menjadi triger atau memantik peningkatan sektor lain seperti hotel dan restoran serta UMKM,” tandasnya.

Industri pariwisata, lanjutnya, sudah mulai bergeliat. Ini terlihat dari ramainya hampir seluruh destinasi wisata selama libur lebaran Idul Fitri kemarin. “Masyarakaat, sudah kangen untuk menikmati liburan bersama keluarga, menikmati keindahan berbagai destinasi wisata di Jatim,” lanjut Adik.

Hanya saja, agar target pertumbuhan ekonomi Jatim sebesar 5 persen hingga 5,8 persen di tahun 2022 bisa tercapai, maka ada sejumlah hal yang harus dilakukan, diantaranya adalah menjaga laju inflasi yang pada April 2022 kemarin cukup tinggi karena kenaikan harga berbagai komoditas dan jasa yang cukup tinggi.

Sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan sangat tinggi diantaranya adalah Bahan Bakar Minyak (BBM), minyak goreng, telur ayam ras dan daging ayam ras.

“Kenaikan ini dipicu oleh banyak factor, diantaranya karena momen lebaran dan juga kebijakan atau kondisi politik luar negeri. Kenaikan harga BBM misalnya, karena kenaikan harga minyak mentah dunia yang saat ini sudah mencapai dikisaran US$104 per barel, padahal sebelumnya acuan pemerintah hanya sebesar US$69 per barel. Kondisi ini masih belum bisa diprediksi kapan membaik karena perang Ukraina-Rusia juga masih memanas,” tambahnya.

Akibatnya, pada April 2022, Jatim mengalami inflasi sebesar 1,05 persen dengan angka inflasi kumulatif sebeesar 2,8 persen. Padahal pemerintah provinsi Jatim menargetkan inflasi di tahun 2022 sebesar 3 persen plus minus 1 persen. “Kalau inflasi tidak bisa kita jaga dan melaju hingga lebih dari 4 persen, maka akan mengganggu target pertumbuhan ekonomi Jatim di tahun ini,” jelasnya.

Selain dengan memacu produksi, untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi agar sesuai target menurut Adik yaitu dengan memperkuat kolaborasi dan koordinasi kebijakan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional.

“Selain itu kita juga harus mampu meminimalisir dampak kebijakan global  yang mengakibatkan kenaikan harga komoditas dunia terhadap inflasi dan daya beli masyarakat, menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) serta memperkuat koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pengendalian inflasi,” pungkasnya.