PENS Serahkan Modul Pembelajaran untuk Anak Pinggiran

Rabu, 12 Oktober 2022 19:23 WIB

Penulis:Asih

Editor:Asih

modul pembelajaran.jpg
Modul pembelajaran sangat membantu anak-anak pinggiran.

SURABAYA | halojatim.com - Program studi (prodi) Teknologi Multimedia Broadcasting, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), menyerahkan modul pembelajaran kepada Komunitas Pelajar Mengajar Surabaya, Rabu (12/10/2022).

Modul pembelajaran ini merupakan karya mahasiswa dan dosen yang terdiri dari beberapa video animasi dengan beberapa tema  mulai  pengenalan huruf, bentuk, warna dan lain sebagainya, terutama untuk anak-anak usia dini. Modul ini dapat diinstal di beberapa jenis gadget dan PC pula.

Dalam video ini anak-anak akan belajar lebih mudah dengan adanya peraga dan bantuan video animasi yang menampilkan beberapa contoh nyata dalam keseharian. Tak hanya itu dalam video juga memuat beberapa soal dan kuis sebagai sarana latihan belajar, sehingga anak-anak akan terbiasa dengan bentuk soal ujian.

Tidak hanya modul, turut diserahkan pula sejumlah sarana belajar mengajar, diantaranya papan whiteboard, tikar, meja lipat, buku dan alat tulis, hand sanitizer, masker, alat peraga, peta dan tablet.

BACA JUGA : 

Komunitas Pelajar Mengajar Surabaya sendiri telah cukup lama bekerjasama dengan PENS. “Sejak 6 tahun yang lalu mendapat dukungan dari PENS terutama beberapa adik mahasiswa yang turut andil sebagai pengajar di sini. Kami sangat berterima kasih juga atas hibah dan bantuannya untuk komunitas kami yang memang membutuhkan banyak dukungan dalam mengajar anak-anak pinggiran,“ kata Dwi Ariyani, ketua Komunitas Pelajar Mengajar sekaligus penggiat pengajaran anak usia dini.

Tujuan komunitas ini adalah dapat membantu anak-anak yang mengalami kendala dalam pembelajaran. Total terdapat 3 lokasi di daerah Kenjeran yang menjadi pusat pengajaran dan di tiap lokasinya terdapat antara 20-30 anak dengan total hampir 90 anak yang dibimbing. Dan, karena keterbatasan pula, terkadang beberapa orang tua sengaja tidak memasukkan anak-anak mereka ke PAUD, melainkan langsung ke Sekolah Dasar. 

“Di pinggiran Surabaya masih ditemui beberapa anak yang sudah kelas 5 dan 6 ternyata masih belum lancar membaca. Ketika kami telusuri ternyata memang anak-anak ini menemui kendala dalam belajar. Untuk itu kami berusaha mengatasi kendala-kendala tersebut, seperti anak-anak yang kurang bisa fokus untuk belajar. Lalu ada pula anak-anak yang perlu belajar secara visual, dan ada pula yang butuh diterjemahkan dengan sederhana atau simple,” terang Dwi.

Novita Astin, selaku dosen sekaligus pengembang modul ini berharap modul ini dapat memberi manfaat pada proses belajar mengajar di Komunitas Pelajar Mengajar Surabaya.

“Belajar seharusnya menjadi saat yang paling menyenangkan untuk anak-anak. Melalui modul ini, kami berusaha mensupport kegiatan Komunitas Pelajar Mengajar dalam memberikan bimbingan kepada adik-adik yang tinggal di area pinggiran Surabaya,” ungkap Novita.

Hambatan lainnya dalam memberikan pengajaran kepada anak-anak ini adalah tidak adanya ruang khusus untuk anak-anak, sehingga biasanya proses belajar mengajar berlangsung di pinggir jalan selain juga harus memperhatikan kondisi cuaca.