PENDAPATAN JATIM NOMOR SATU NASIONAL

Rabu, 05 Januari 2022 23:30 WIB

Penulis:Andri

A-SAMSAT.png
Kantor Samsat menjadi salah satu tempat warga Jatim membayar pajak

SURABAYA I halojatim.com- Pendapatan APBD 2021 menempati peringkat pertama nasional, yakni mencapai 103,97 persen. Ini tak lepas dari kesadaran masyakat dalam membayar pajak.

Dari target pendapatan sebesar Rp32,9 triliun, sampai dengan 31 Desember 2021 telah terealisasi sebesar Rp34,2 triliun. Peringkat kedua ditempati Provinsi Gorontalo sebesar 102,28 persen, sedangkan peringkat ketiga ditempati Provinsi Jawa Barat yakni sebesar 102,07 persen.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan realisasi pendapatan daerah setempat, pertama adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), ditargetkan sebesar Rp17,1 triliun terealisasi sebesar Rp18,9 triliun atau 110,50 persen. Berikutnya, Pendapatan Transfer ditargetkan sebesar Rp15,6 triliun terealisasi sebesar Rp15,1 triliun atau 97,12 persen.


”Ini patut disyukuri bersama karena di tengah pandemi Covid-19, kesadaran masyarakat untuk membayar pajak sangat baik,” kata Khofifah.

Kemudian, katanya, lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah ditargetkan sebesar Rp200,2 miliar terealisasi sebesar Rp151 miliar atau 75,45 persen. Kata Khofifah, dari ketiga sumber pendapatan daerah tersebut, PAD Jatim mampu memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan daerah Pemprov pada tahun anggaran 2021 sebesar 55,23 persen.

Sementara itu, pada belanja daerah dalam Perubahan APBD tahun anggaran 2021 direncanakan sebesar Rp36,6 triliun, terealisasi sebesar Rp33,7 triliun atau 92,14 persen yang terdiri dari belanja operasi, belanja modal, belanja tidak terduga serta belanja transfer.

"Saya berharap realisasi pendapatan daerah yang cukup strategis ini dapat dibarengi peningkatan belanja daerah bersifat produktif,” katanya.

Sehingga, katanya, diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan menggerakkan pertumbuhan ekonomi daerah berbagai sektor. Khofifah optimistis dengan semakin melandainya kasus Covid-19 di Jatim, ditambah tingkat vaksinasi yang terus meningkat maka pemulihan ekonomi dapat berjalan lebih cepat dan progresif. (*)