Pembeli Apartemen The Frontage Ahmad Yani Surabaya Minta Perlindungan Gubernur Khofifah

Jumat, 17 Juli 2020 01:05 WIB

Penulis:Asih

Kondisi lokasi proyek apartemen The Frontage di Jalan Ahmad Yani Surabaya.
Kondisi lokasi proyek apartemen The Frontage di Jalan Ahmad Yani Surabaya. undefined

Puluhan pembeli apartemen The Frontage Surabaya meminta perlindungan kepada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Para konsumen ini mengaku bingung, depresi dan frustasi lantaran berbagai upaya telah dilakukan untuk mendapatkan hak kepemilikan atas unit apartemen yang sudah mereka bayar lunas. Upaya itu selalu membentur tembok tebal.

Karena selalu gagal itu, para pemilik menunjuk kuasa hukum, Dimas Yemahura Alfaruq. Dimas mengatakan para pembeli itu meminta tolong kepada Gubernur Khofifah untuk menyelesaikan masalah ini.

“Apalagi pada saat membeli unit apartemen, konsumen tahu bahwa PT Panca Wira Usaha adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Timur juga ikut menjadi bagian dari pemilik proyek ini," ungkap Dimas, Kamis (17/7/2020)

Dimas juga menjelaskan langkah hukum yang telah dilakukan konsumen terhadap manajemen PT Trikarya Graha Utama (TGU)  selaku pengembang, juga tak bergerak maju. "Sudah lebih dari setahun kami laporkan dugaan penipuan dan penggelapan oleh PT TGU ke Mapolres Surabaya. Hingga saat ini tidak ada perkembangan apa-apa. Makanya sebagai warga Jawa Timur kami mohon perlindungan Bu Khofifah," jelasnya.

Dalam suratnya, para korban proyek apartemen The Frontage ini mengakui mereka tergiur membeli apartemen di kawasan Jalan Ahmad Yani Surabaya ini karena melibatkan nama-nama besar. Keyakinan itu membuncah tatkala saat dilakukan groundbreaking sejumlah pejabat negeri ini hadir.

Dalam kegiatan groundbreaking proyek yang dilakukan pada 23 Agustus 2014 itu hadir menteri BUMN Dahlan Iskan, Wakil Gubernur Jawa Timur Saefullah Yusuf, Direktur Utama Waskita Karya M Choliq, Direktur Utama BTN Maryono dan Arif Affandi selaku Direktur Utama PT Panca Wira Usaha (PWU). Kemudian dari pihak pengembang hadir Kristianto, Setiabudianto dan Asrul Ananda, anak Dahlan Iskan.

"Hadirnya orang-orang top itulah yang semakin meyakinkan pembeli untuk membeli unit apartemen di The Frontage. Tidak pernah terbayangkan bahwa hadirnya nama-nama besar itu akan menjadikan proyek menjadi tidak jelas seperti sekarang ini," imbuh Dimas.

Menurut Dimas, para pembeli apartement The Frontage ini sudah merugi ratusan miliar. Dan situasi menjadi semakin sulit lantaran pengembang, yaitu PT TGU, tidak pernah memberikan informasi yang jelas terkait nasib uang yang telah disetorkan.

"Perilaku pengembang yang tidak bertanggung jawab seperti ini menjadi preseden buruk bagi sektor properti Jawa Timur. Sudah uang konsumen diterima, tapi 6 tahun barang yang dijual tidak pernah diberikan oleh pengembang. Gubernur harus turun tangan menyelamatkan situasi buruk ini," tegas Dimas.

Melalui suratnya ke Gubernur Khofifah, para konsumen The Fontage ini punya harapan besar agar  masalahnya bisa diselesaikan. Apalagi akibat Covid-19 kehidupan konsumen menjadi semakin sulit semakin sulit.

"Ibu Gubernur, kami hanya ingin hak kami dikembalikan. Kepastian hukum dapat dijalankan dan sebagai rakyat kami juga berdiri sama tinggi, duduk sama rendah dengan yang lain. Sekali kali terima kasih ibu telah menerima dan membaca surat saya ini. Mohon maaf jika ada kalimat yang tidak berkenan Ibu,"jelas Dimas menirukan penutup surat konsumen The Frontage Surabaya kepada Gubernur Khofifah.