mobil listrik
Senin, 18 Maret 2024 20:33 WIB
Penulis:Asih
Editor:Asih
JAKARTA | halojatim.com - Industri kendaraan listrik saat ini tengah menjadi sorotan utama dalam dunia otomotif. Telah banyak perusahaan-perusahaan besar dan start-up yang berlomba-lomba untuk ikut nyemplung dalam masa depan transportasi yang berkelanjutan ini.
Namun, masifnya perkembangan industri ini tentu tak selalu mulus. Mark Fields, mantan CEO produsen mobil Ford, telah mengingatkan bahwa transisi ke kendaraan listrik akan memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan.
Hal ini tentu dapat merugikan startup kendaraan listrik. Menurutnya, tren tahun ini belum cukup kondusif dan mulus untuk start up kendaraan listrik, dan bahkan situasinya bisa menjadi lebih buruk lagi.
Menurut Fields, masalahnya bukan karena penjualan kendaraan listrik yang tidak meningkat. Meskipun ada peningkatan, namun peningkatannya tidak secepat yang diharapkan oleh produsen mobil.
"Kecepatan yang diharapkan oleh semua produsen mobil tidak tercapai," kata Mark Fields kepada CNBC's Squawk on the Street dikutip TrenAsia.com dari Fortune pada Senin, 18 Maret 2024.
Lebih lanjut Fields menyatakan inilah yang menyebabkan adanya pemotongan harga, peningkatan persediaan, dan insentif yang diberikan oleh produsen kendaraan listrik.
Menurut Fields, pembeli awal kendaraan listrik memiliki kriteria pembelian yang berbeda dibandingkan dengan pembeli rata-rata seperti inovasi dan dampak lingkungan. Namun, banyak dari mereka yang sudah membeli kendaraan listrik, dan sekarang produsen kendaraan listrik harus meyakinkan konsumen umum yang lebih memperhatikan biaya dan kenyamanan.
Konsumen-konsumen di kalangan ini disebut Fields lebih khawatir dengan waktu pengisian, kurangnya infrastruktur pengisian, biaya perbaikan, dan nilai jual kembali.
"Pembeli di pasar utama akan mengatakan, ketika semua masalah itu sudah teratasi, barulah saya akan mempertimbangkan kendaraan listrik." terang Fields.
Sementara itu, mereka akan tetap menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil atau beralih ke mobil hibrid, yang merupakan solusi yang bagus untuk konsumen saat ini,” lanjutnya.
Tren pasar ini tentu memberikan keuntungan bagi produsen yang memproduksi kendaraan hibrida. Contohnya Toyota yang telah memperingatkan bahwa transisi ke kendaraan listrik akan memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan.
Ford juga menikmati peningkatan penjualan kendaraan hibrida dan berencana untuk menawarkan lebih banyak jenis kendaraan tersebut, meskipun mereka memperlambat rencana kendaraan listrik mereka karena penjualan yang lebih rendah dari yang diharapkan.
Meskipun demikian, Fields tetap yakin dengan transisi ke kendaraan listrik. Menurutnya, "Transisi itu akan terjadi, tetapi membutuhkan waktu lebih lama." Namun, ini akan menyulitkan bagi produsen kendaraan listrik yang baru diluncurkan dengan harapan adopsi kendaraan listrik yang cepat.
Fields juga menyoroti masalah yang dihadapi oleh startup kendaraan listrik. Pada hari Rabu, Wall Street Journal melaporkan bahwa pesaing Tesla, Fisker, telah mempekerjakan penasehat restrukturisasi untuk membantu dalam kemungkinan kebangkrutan.
Saham Fisker turun sekitar 50% keesokan harinya. Sedangkan Rivian, yang didukung oleh Amazon, mengumumkan penundaan rencana pabrik di Georgia untuk menghemat dana.
Rivian juga baru-baru ini diperingatkan oleh CEO Tesla, Elon Musk, bahwa mereka memiliki waktu yang terbatas sebelum bangkrut. Saham Rivian pun turun drastis. Begitu juga dengan Lucid, yang juga menghadapi masalah serupa dengan penurunan nilai pasar mereka.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 18 Mar 2024
Bagikan
mobil listrik
setahun yang lalu