Listrik Masuk Sawah, Petani di Ponorogo Tekan Biaya Produksi Hingga 65%

Selasa, 12 Desember 2023 18:44 WIB

Penulis:Asih

Editor:Asih

IMG-20231212-WA0057.jpg
Program Listrik Masuk Sawah membuat petani bisa menekan biaya produksi.

PONOROGO | halojatim.com - PT PLN (Persero) giatkan elektrifikasi untuk pertanian di wilayah Ponorogo. Hal ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama program agriculture bundling package (Listrik Masuk Sawah) dengan Pemerintah Kabupaten Ponorogo di Desa Ngampel, Kecamatan Balong, Ponorogo, Senin  (11/12/2023). 

Melalui program listrik masuk sawah ini, sebanyak 821 petani di 10 lokasi telah beralih menggunakan listrik PLN. 

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko mengatakan program ini merupakan jawaban atas kebutuhan para petani. Sebelumnya, pengairan sawah tadah hujan di Ponorogo hanya mengandalkan mesin konvensional yang biaya cukup tinggi. 

“Namun dengan pompa ini tentu menghemat biaya dan meningkatkan produksi pangan kita. Selama ini, dengan pengairan dengan mesin konvensional produksi padi hanya satu kali setahun. Namun dengan pompa listrik ini, produksi padi akan jauh meningkat,” terang Sugiri. 

Kholid (50) salah satu petani yang merasakan manfaat dari program listrik masuk sawah. Ia menuturkan sebelumnya para petani di wilayahnya menggunakan genset untuk membantu pengairan sawah dan menghabiskan dana jutaan rupiah dalam semusim. 

"Kami menggunakan lima sumur untuk pompa listrik pengairan sawah. Sebagai gambaran dalam 1 musim tanam untuk sawah 1 hektar menghabiskan biaya kurang lebih 1,4 juta jika menggunakan diesel sementara jika menggunakan pompa listrik hanya membutuhkan biaya 500ribu. Hemat biaya sampai dengan 65%," terang Kholid. 

General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur, Agus Kuswardoyo menyampaikan elektrifikasi di sektor pertanian merupakan salah satu langkah PLN untuk mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. Saat ini di Jawa Timur terdapat 20.486 pelanggan electrifying agriculture dengan total daya tersambung 84.211 kVA. 

"Elektrifikasi untuk pertanian terus digiatkan di Jawa Timur. Untuk Banyuwangi, kami melistriki buah naga, di Gresik untuk kebun jeruk, ada juga untuk peningkatan produktivitas peternakan serta pertanian di berbagai wilayah," jelas Agus.