Kisah Sebelum Rumini Ditemukan Tewas Memeluk Sang Nenek Salamah

Rabu, 08 Desember 2021 07:32 WIB

Penulis:Asih

Editor:Asih

20211208_072659.jpg
Foto mendiang Rumini.

LUMAJANG | halojatim.com - Rumini (28) tewas tertimbun abu vulkanik erupsi Gunung Semeru. Jenazahnya ditemukan  memeluk Salamah (70) neneknya (bukan ibunya) yang juga sudah menjadi mayat. 

Rumini dan Salamah ditemukan relawan Garda Pemuda (GP) Baret Nasdem Jember yang ikut dalam proses evakuasi bersama TRC BPBD Jember. Relawan menemukan mereka di rumahnya yang sudah hancur di Dusun Curah Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Minggu (5/12/2021). 

Kisah keduanya menjadi trending di media sosial karena Rumini yang memilih untuk meregang nyawa bersama neneknya dibandingkan lari menyelamatkan diri. 

Baca Juga : 

Rumini merupakan alumni pondok pesantren PPS Kyai Syarifuddin Lumajang itu mungkin tahu betul bagaimana mengagungkan orang tua. 

Suami Rumini, Imam Syafii (30) dalam media sosial yang dibagikan @eloknurie mengatakan istri yang memberinya satu anak bernama Zaki itu memang bersikap tidak biasa sehari sebelum kejadian. 

Dikatakannya, malam sebelum.kejadian, Imam mengaku capek sepulang kerja di penambangan pasir. 

Saat hendak istirahat. Rumini mendekatinya dan memeluknya erat. "Biasanya kalau tidur anak di tengah, entah mengapa Rumini ingin di sisi saya, minta diusap-usap kepalanya," ujar Imam. 

Malam itu, Rumini terus menyandar di dada Imam. "Saya bilang kok tumben dik, tidak biasanya tifak sama Zaki, tidak kasihan sama Zaki tah?" tanya Imam. 

Esoknya, saat Imam mau berangkat kerja pasir itu, Rumini masih memeluknya lagi. Masih menciumi Imam. "Biasanya tidak pernah begitu, biasanya istri saya sibuk ngurusi zaki ini. Tapi pagi sebelum kejadian itu istri saya kok terus meluk-meluk aja pas saya mau berangkat kerja," kata Imam. 

Rumini kata Imam juga melambaikan tangan padanya ketika dia berangkat kerja Sabtu (4/12/2021). "Tidak biasanya dia begitu," kata Imam. 

Apa yang dilakukan Rumini itu membuat perasaan Imam tidak tenang saat bekerja. 

Dan ternyata saat Sabtu (4/12/2021), Semeru erupsi. Imam mencoba untuk berlari pulang.Namun semua orang sudah berlarian menyelamatkan diri. 

Saat itu Imam mengaku bertemu anaknya Zaki bersama pamannya tapi dia mulai curiga karena istrinya tidak bersama sang anak. 

Imam sudah nekat ingin pulang ke rumahnya. Tapi semua orang menghalanginya. "Ada yang bilang istri saya sudah keluar rumah pakai jilbab hitam," ujar Imam. 

Imam sudah hilang akal. Dia tetap ingin melihat rumahnya. "Kalau harus mati ya mati bareng," ungkapnya. 

Kondisi yang gelap gulita membuat Imam pasrah. Tidak memungkinkan bagi dia untuk pulang ke rumahnya mencari sang belahan jiwa. 

"Saya betul-betul tidak menyangka, pelukannya itu adalah pelukan terahir dab lambaian tangannya ternyata perpisahan untuk kami selamanya," tutur Imam.