Ini Alaaan Kenapa Harga Tiket Pesawat Mahal, Bukan karena Avtur

Kamis, 08 Februari 2024 12:26 WIB

Penulis:ifta

Bantah Avtur Sebabkan Harga Tiket Pesawat Mahal, Berikut Penjelasan Menteri Sandiaga
Bantah Avtur Sebabkan Harga Tiket Pesawat Mahal, Berikut Penjelasan Menteri Sandiaga (ist)

Surabaya, Halojatim.com - Harga tiket pesawat di Indonesia disebut cukup mahal, bahkan tahun lalu juga terjadi kenaikan.

Karena hal itu belum semua kalangan di Indonesia bisa mengakses transportasi udara ini.

Dalam temuannya Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyebut yang menjadi penyebab utama kenaikan harga tiket pesawat adalah harga avtur.

Namun temuan itu dibantah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.

Pihaknya membantah temuan tersebut, menurut dia avtur hanya salah satu faktor pembentuk harga tiket pesawat. Namun di luar itu ada banyak faktor lain termasuk pajak, hingga ketersediaan jumlah pesawat.

"Ini faktor utama kenapa harga tiket pesawat mahal di tahun lalu dan dirasa sampai awal tahun ini," katanya saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rabu (7/2/2024).

Sandi berkaca dari kasus di Indonesia, penyebab utama kenaikan tiket pesawat tahun 2023 karena terbatasnya jumlah pesawat sehingga tidak ada keseimbangan antara supply and demand.

Menurutnya untuk menekan harga tiket pesawat, Indonesia memerlukan tambahan sebanyak 700 pesawat. Sehingga akan ada peningkatan jumlah penerbangan dan ketersedian kursi.

Sebelumnya, KPPU mengungkapkan bahwa mahalnya harga avtur menjadi penyebab utama kenaikan harga tiket pesawat di Indonesia. Bahkan, kontribusinya mencapai 38 hingga 45%.

KPPU juga mengungkapkan bahwa harga avtur di Indonesia lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga di 10 bandara internasional lainnya. Perbedaannya mencapai 43%  pada periode Desember 2023.

Hal ini dinilai berpengaruh langsung kepada harga tiket pesawat terbang, terlebih berdasarkan kajian diketahui bahwa, harga tiket pesawat per kilometer di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN lain, seperti Thailand, Malaysia.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 08 Feb 2024