Dua Bank Perkreditan Rakyat Ini Bangkrut, LPS Kembalikan Uang Nasabah Rp261 Miliar

Sabtu, 04 November 2023 08:39 WIB

Penulis:ifta

LPS Tabungan Nasabah Kaya.jpg
Karyawan beraktivitas di kantor Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, Senin, 9 Mei 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

JAKARTA, Halojatim.com- Situasi ekonomi yang tak menentu membuat dua bank perkreditan rakyat (BPR) bangkrut.

Kebangkrutan dua bank ini terjadi pada periode Januari-Oktober 2023. 

Kedua bank ini memiliki puluhan ribu nasabah dengan jumlah simpanan mencapai ratusan miliar rupiah.

Bagaimana nasib uang nasabah?

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan ada dua bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut pada periode Januari-Oktober 2023. LPS telah mengucurkan dana sekitar Rp261 miliar untuk mengganti simpanan nasabah di BPR tersebut. 

Informasi yang dihimpun TrenAsia, Jumat, 3 November 2023, kedua BPR tersebut adalah BR Bagong Inti Marga Jawa Timur dan BPR Karya Remaja Indramayu (KRI). Bagong Inti Marga diketahui memiliki 2.907 nasabah dengan total simpanan Rp13,6 miliar. 

LPS telah mengganti Rp13,1 miliar dari total simpanan tersebut. Adapun BPR KRI memiliki 25 ribu nasabah dengan total simpanan Rp285 miliar. LPS telah mengembalikan sekitar Rp248 miliar. Artinya, LPS telah mencairkan dana untuk nasabah sebesar Rp261,1 miliar. “(Pencairan) cukup cepat,” ujar Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam keterangannya. 

Purbaya mengatakan jumlah rekening nasabah bank umum yang dijamin LPS mencapai 99,4% dari 534 juta rekening per September 2023. LPS mempertahankan Tingkat Bunga Pinjaman (TPT) periode 1 Oktober 2023 hingga 31 Januari 2024 sebesar 4,25% untuk simpanan rupiah di bank umum dan 6,75% untuk simpanan rupiah di BPR.

"Keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan prospek pemulihan ekonomi, perkembangan pasar keuangan, dan kinerja perbankan,” ujarnya. Belum lama ini LPS menyatakan keyakinannya bahwa BPR masih memiliki peluang besar untuk terus berkembang.

Stabilnya perekonomiandan sistem keuangan di Tanah Air menjadi faktor pendorong bagi pertumbuhan BPR. Hal tersebut seperti yang disampaikan Direktur Eksekutif Surveilans, Pemeriksaan dan Statistik Priyanto Budi Nugroho. 

Ia merinci, setidaknya terdapat tiga hal utama yang menjadi dasar peluang bagi pertumbuhan BPR ke depan. “Peluang pertama adalah pertumbuhan pasar, dimana terus tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap industri keuangan untuk membantu menggerakkan roda perekonomian terutama di desa-desa," ungkap Priyanto.

Tidak hanya itu, tranformasi digital yang terus berjalan juga dianggapnya sebagai peluang kedua yang dapat mendongkrak pertumbuhan BPR. Dengan memanfaatkan tekonologi, BPR dapat meningkatkan pelayanan sekaligus memperluas jangkauan pasarnya.

Hingga saat ini, sejumlah BPR pun telah berlomba-lomba dalam mengintegrasikan layanannya dengan teknologi. Hal itu ditandai dengan hadirnya beberapa aplikasi milik BPR yang menghadirkan sejumlah fitur layanan digital banking, layaknya bank umum.

Sementara yang menjadi peluang ketiga adalah dukungan pemerintah dalam hal pembiayaan. "Dukungan pemerintah yang diperkuat terutama untuk memperkuat peran BPR dalam membiayai sektor UMKM,” terang Priyanto.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Chrisna Chanis Cara pada 03 Nov 2023