PENS
Minggu, 03 Desember 2023 20:30 WIB
Penulis:Asih
Editor:Asih
SURABAYA | halojatim.com - Tiga dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), membuat robot terbang yang mengkolaborasikan drone dan UGV (Unmanned Ground Vehicle).
Tiga dosen yakni Dr.Eng. Indra Adji Sulistijono, ST, M.Eng, Anhar Risnumawan, S.ST, MCs., dan Adytia Darmawan, S.ST., MT. bersama ke enam mahasiswanya membuat robot yang diberi nama PENSpray.
Inii merupakan sebuah prototipe drone penyemprot berkapasitas 20 liter yang sangat dibutuhkan dalam revolusi pertanian terotomatisasi.
Indra Adji Sulistijono, ketua periset mengatakan robot ini sangat penting bagi dunia pertanian.
Sebagai contoh di sebuah area sawah, dengan tanaman padi yang sangat luas, pastinya membutuhkan kontrol yang baik. Ada berbagai masalah di area tersebut, mulai dari kondisi tanaman yang kering dan sakit di sebagian area, atau bahkan serangan hama tanaman.
Dalam kondisi ini petani umumnya akan berkeliling secara manual lalu melakukan langkah pemupukan dan pengobatan.
"Namun dapat dibayangkan berapa waktu dan upaya yang dibutuhkan, apalagi jika posisinya di bagian atau area tertentu dengan posisi di tengah-tengah lahan, tentunya akan sangat sulit dan bahkan kemungkinan akan terlewat. Sementara jika kasusnya hama yang menyerang tentunya dengan cepat akan menyebar ke area lain, jika petani ini terlewat,” jelasnya.
Dari sinilah kemudian ide membuat robot ini muncul. Riset pun dilakukan melalui skema DRPM (Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat) dengan menggandeng mitra PT. Halia Teknologi Nusantara (HTN).
“Drone digunakan untuk memetakan area tanaman dan memantau kondisi tnaman secara otomatis menggunakan kamera RGB dan multispectral yang dikembangkan menggunakan teknologi photogrammetry. Dari data yang dikumpulkan oleh drone akan membantu menganalisa kesehatan tanaman, monitoring dan menilai nutrisi pupuk serta kondisi area tanaman,” kata Indra.
Data yang diperoleh dari drone kemudian dikomunikasikan ke robot, agar dapat bekerja secara optimal melakukan penyemprotan terhadap area pertanian. Data tersebut menangkap gambar 2 dimensi dengan sensor beserta lokasi GPS dari udara. Proses ini dilakuan secara otomatis dan berkala sehingga kesehatan tanaman dapat dimonitor secara presisi tanpa perlu harus terjun langsung ke lapangan.
PENSpray sendiri berukuran relatif besar, yaitu 1781 mm x 1781 mm dan tinggi 567 mm. Robot ini memiliki kecepatan maksimal 13 m/s, dengan waktu terbang selama 20 menit menggunakan batere Li-Po 22000mAh 50,4V.
Terdapat 4 baling-baling, dan di bagian bawahnya memuat wadah air berkapasitas 20 liter dengan berat total 35 kg. Wadah ini nantinya akan memuat pupuk maupun obat yang akan disemprotkan oleh robot saat terbang mengelilingi area pertanian.
Dengan berbagai kerumitannya, robot ini membutuhkan dukungan dari laboran dan mahasiswa, terutama dari sisi pembuatan, integrasi dan pengujian. Sebagai bentuk Kurikulum Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) dengan pengakuan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, terdapat 6 mahasiswa prodi Sarjana Terapan Teknik Mekatronika yang turut dalam riset, yaitu Ade Yogi Mahendra, M. Dhiyaul Haqqi, Ahmad Maliki, M. Sulton Effendi, Fadhel Maulana, dan M. Laundri.
Indra pun mengucapkan terima kasih kepada kampus dan tentunya Kemendikbudristek atas dukungannya terhadap riset yang dilakukan selama 6 bulan, dan menelan dana sekitar 75 juta. Dari riset initelah dihasilkan 1 paten sederhana berjudul Pesawat Udara Tanpa Awak Sayap Tetap dengan 4 Penggerak untuk Pemetaan Udara. Selain itu juga terdapat beberapa publikasi berupa paper dan studi pengkajian lanjutan.
“Kami berharap ke depan akan dapat mendorong percepatan teknologi pertanian, melalui berbagai inovasi dalam sektor ini guna mendukung para petani dalam mengoptimalkan hasil panen. Riset tentang traktor yang sudah kami lakukan, dilanjutkan dengan quad plane dan sekarang robot udara PENSpray. Setelah ini kami akan mengembangkan inovasi UGV,” ungkapnya.
Bagikan
inovasi
setahun yang lalu