Jumat, 30 Juni 2023 23:38 WIB
Penulis:ifta
Sampang, Halojatim.com- Cerita mengharukan datang dari Sampang. Kali ini seorang mahasiswi Nuktatil Amirah nyaris saja out dari kampusnya lantaran tidak lagi punya uang untuk kuliah.
Selama ini dia menggantungkan biaya kuliah dari orangtua. Namun karena ibu sakit, tidak ada lagi kiriman uang untuk kuliah.
Selama ini Nuktatil Amirah tinggal di pondok pesantren, karena ibu sakit itulah dia kemudian memilih pulang dan merawat orangtua di rumah.
Setiap hari Nuktatil Amirah harus menempuh perjalanan 25 kilometer ke kampus. Setelah itu bergegas pulang kembali merawat orangtuanya.
Bolak balik ke kampus dengan jarak tempu yang jauh, ditambah biaya, Nuktatil Amirah nyaris saja putus kuliah. Hingga akhirnya Bupati Sampang, Madura, Slamet Junaidi membantu beasiswa Amirah yang ternyata seorang putri guru mengaji asal Desa Sejati.
"Saya tergerak untuk membantu yang bersangkutan karena orang tuanya benar-benar tidak mampu, sedangkan anaknya memiliki semangat tinggi untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi," katanya di Sampang, Jumat.
Putri seorang guru ngaji asal Desa Sejati, Kecamatan Camplong, Sampang yang mendapatkan bantuan beasiswa dari uang pribadi Bupati Sampang Slamet Junaidi.
Sebelumnya yang bersangkutan belajar di Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Bata-Bata, Pamekasan dan melanjutkan pendidikan di Institut Agama Islam (IAI) Al-Khairat Fakultas Usuludin pada Program Studi (Prodi) Ilmu Al Quran dan Tafsir di pesantren itu.
Memasuki semester empat, Amirah terpaksa pulang untuk merawat ibunya yang sakit. Ia terpaksa kuliah berangkat dari rumahnya ke Kampus IAI Al-Khairat di Desa Panaan, Pamekasan yang berjarak sekitar 25 kilometer dari rumahnya di Desa Sejati, Camplong, Sampang.
Bagi Amirah, jarak tempuh itu tidak menjadi persoalan, karena menuntaskan kuliah hingga meraih gelar sarjana memang telah menjadi impian sejak kecil.
"Tapi yang menjadi kendala, karena orang tua sudah tidak memiliki uang cukup, apalagi kebutuhan untuk merawat ibu juga membutuhkan dana yang tidak sedikit," katanya.
Atas saran sejumlah tokoh masyarakat dan aparat desa setempat, Amirah lalu mengajukan permohonan bantuan beasiswa kepada Bupati Sampang melalui program Beasiswa Sahabat, yakni bantuan beasiswa yang dicanangkan Pemkab Sampang untuk mengurangi jumlah mahasiswa yang putus kuliah.
"Ternyata, kuota untuk program ini sudah penuh, sehingga pupus sudah harapan saya untuk bisa mendapatkan beasiswa," kata perempuan berusia 20 tahun ini seperti dilansir dari Antara.
Namun, pada suatu hari, kata dia, datang dua orang petugas ke rumahnya dari Kecamatan Camplong Sampang, melakukan wawancara pada dirinya dan orang tuanya untuk selanjutnya yang bersangkutan diminta untuk menghadap Bupati Slamet Junaidi di Pendopo Pemkab Sampang. Dia akhirnya mendapatkan beasiswa. ***
Bagikan