Informasi
Minggu, 26 Mei 2024 10:09 WIB
Penulis:ifta
Surabaya, Halojatim.com- Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) banyak menerpa pabrik sepatu di Indinesia.
Terbaru adalah pabrik sepatu legendaris yakni Bata. Namun bukan hanya Bata saja yang tutup, ada juga pabrik sepatu lainnya yang harus gulung tikar.
Jika ditotal ada lebih dari 9.000 karyawan kena PHK. Penyebab tutupnya pabrik karena berbagai faktor, dari pangsa pasar yang menurun, kompetitor, hingga upah atau UMK di daerah.
Lalu pabrik raksasa apa saja yang terpaksa melakukan PHK hingga gulung tikar di Jawa Barat :
PT Dean Shoes yang bergerak di sektor alas kaki berlokasi di Karawang, Jawa Barat memilih melakukan PHK terhadap karyawan kurang lebih 3.500 orang pada Mei 2023 lalu.
Berdasarkan data dari Dinas Ketenagakerjaan Karawang, sejak pertengahan November 2022 hingga akhir Desember 2022, PT Dean Shoes telah memangkas sebanyak 2.538 karyawan dengan alasan efisiensi perusahaan.
Dean Shoes terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja karena lesunya permintaan alas kaki akibat ekonomi global yang lesu.
PT Eins Trend terpaksa gulung tikar dan menghentikan operasinya per Desember 2023 lalu. Pabrik garmen terbesar di Purwakarta, Jawa Barat ini harus pelakukan PHK ke 4000 pekerjanya.
PT Eins Trend berhenti beroperasi karena kesulitan mendapatkan pembeli hingga tidak menyanggupi pemberian gaji karyawan yang harus mengikuti UMK Purwakarta.
Hung-A Indonesia yang beroperasi di Cikarang, Jawa Barat resmi gulung tikar pada awal Februari 2024. Penutupan PT Hung-A menyebabkan seluruh karyawan yang berjumlah sekitar 1.500 orang diberhentikan sejak 16 Januari 2024.
Adapun alasan pabrik ban Hung-A Indonesia tutup karena tidak ada kepastian pemesanan dari pembeli. Hung-A Indonesia merupakan pabrik ban yang memproduksi untuk kendaraan roda dua dan roda empat yang mengekspor lebih dari 70% produknya ke Eropa.
Terbaru, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mengatakan terpaksa menghentikan aktivitas pabriknya yang berada di Purwakarta, Jawa Barat per 30 April 2024.
Corporate Secretary Hatta Tutuko dalam keterbukaa informasi BEI mengatakan, BATA telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi dan perubahan perilaku konsumen.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 25 May 2024
Bagikan
Informasi
17 hari yang lalu